PURNAMAJI, SAIFUL (2003) ANALISA TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA UDANG „TERBUNG (Penaeus merguensis de Man, 1888) DI PERAIRAN KAWASAN SEGARA ANAKAN DENGAN SIMULASI MODEL DINAMIS. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2658Kb |
Abstract
This research was carried out in Segara Anakan area of Cilacap, Central Java on March to May 2003. This research aims to assess the exploitation level of white shrimp resources (juveniles of P. merguensis) in the Segara Anakan area in order to predict the influence of this exploitation to recruitment of white shrimp resources into coastal areas, and to estimate the lost value due to the exploitation in Segara Anakan area. Result of this research is expected to give the required information to managing the shrimp resources in the area. The method of this research is descriptive by using case the study approach to the exploitation level of white shrimp resources in Segara Anakan area. The obtained data is primary and secondary, and the data is collected through observation, interviews, references, and documentation study. Background of this research is the issue concerning reduction of potential white shrimp resources (P. merguensis) in Segara Anakan and Cilacap water area. Data which may indicate the obvious factor of the potential reduction, were not available Despite this some presumed factors are: 1) the shrinkage of water area due to sedimentation, 2) degraded mangrove forest, and 3) overexploitation of shrimp juveniles. Based on previous references and research, these three factors are the obvious cause of the reduction of fishery resources in Segara Anakan area. This research is necessarily focused on the evaluation and analysis of exploitation levels of white shrimp resources in Segara Anakan area; problems which refer to sedimentation and degraded mangrove forests must be excluded., Result and discussion of this research indicates that more than 70% of caught white shrimps are of an age 1.0 — 4.0 months with a carapace length of 5.3 — 20.9 mm Coefficient of growth rate is 1.8 per year, with an asymptotic length LQ, = 42 mm and a theoretical age to = —0.016 year. These observations indicate that the white shrimp resources of Segara Anakan comprise juveniles shrimps which should be excluded from the exploited stocks. Calculation to the exploitation level of white shrimp resources in Segara Anakan area presents that overall exploitation rate has exceeded optimum limit. The highest rate is 0.61 in the center part of the lagoon, 0.56 in the eastern part, and 0.50 in the western part. The high rate of this exploitation is attributable to the high coefficient of mortality due to fishing especially by the use of apong nets. The over-exploitation of the white shrimp resources within one cohort in Segara Anakan area has caused a general decrease of shrimp stock of up to 88.7%within a period of four months. The highest decrease is 91.7% in the center part, 89.8% in the eastern and 86.4% in the western part. Based on a dynamic model simulation applied to the exploitation level, the total lost value from exploited white shrimp resources is 54.5% out of the existing total resource value. This correlates to a direct economic loss which is 6th — 7th times lower compared to a condition where shrimp would be left grow in order to reach an age of 5 months. The research shows that the reduction of white shrimp resources in Segara Anakan area is directly attributable to overexploitation, calling for intensive management measures, with the target to create conditions wherein stocks are allowed to recover to a state of optimum exploitation levels. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah pada bulan Maret hingga Mei 2003. Tujuan penelitian adalah untuk menduga besarnya tingkat eksploitasi sumberdaya udang jerbung (juvenile P. rnerguensis) di Kawasan Segara Anakan, memprediksi pengaruh eksploitasi terhadap rekruitmen sumberdaya udang jerbung ke kawasan pesisir dan mengestimasi besarnya nilai yang hilang akibat eksploitasi di Kawasan Segara Anakan. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan inforrnasi yang diperlukan dalam upaya pengelolaan sumberdaya udang di kawasan tersebut. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus terhadap tingkat eksploitasi sumberdaya udang jerbung di Kawasan Segara Anakan. Data yang diambil adalah data primer dan sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Latar belakang dalarn penelitian ini adalah adanya isu tentang penurunan potensi sumberdaya udang jerbung (P. inerguensis) di perairan Segara Anakan dan perairan Cilacap. Sejauh ini data reguler yang dapat mengindikasikan secara jelas faktor penyebab penurunan potensi tersebut belum tersedia. Namun diperkirakan beberapa faktor penyebab penurunan potensi tersebut adalah; 1) berkurangnya luasan perairan akibat sedimentasi, 2) kerusakan hutan mangrove, dan 3) eksploitasi anakan udang yang berlebihan. Berdacarkan referensi dan penelitian terdahulu, memprediksi ketiga factor di atas cukup signifikan sebagai penyebab penurunan potensi sumberdaya perikanan di Kawasan Segara Anakan. Untuk membatasi permasalahan yang ada, penelitian ini difokuskan pada evalansi dan analisa terhadap tingkat eksploitasi sumberdaya udang jerbung di Kawasan Segara Anakan, sedangkan untuk permasalahan sedimentasi dan kerusakan hutan mangrove tidak dilakukan. Berdasarkan basil dan pembahasan dalam penelitian ini, mentmjukan bahwa koefisien laju pertumbuhan (A) udang jerbung di KSA sebesar 1,8 per tahun, dengan panjang asymptot (L co) sebesar 42 mm dan umur teoritis (to) sebesar —0,016 tahun. Berdasarkan sebaran frekuensi CL lebih dari 70% umur udang jerbung yang tertangkap berumur 1,0 - 4,0 bulan dengan panjang karapaks 5,3-20,9 mm Kondisi ini menunjukan bahwa sumberdaya udang jerbung di Kawasan. Segara Anakan merupakan udang yang belum dewasa dan belum siap untuk ditangkap. Dari perhitungan tingkat eksploitasi sumberdaya udang jerbung di kawasan Segara Anakan memperlihatkan, bahwa angka laju eksploitasi secara keseluruhan telah melebihi batas optimum. Angka tertinggi terdapat pada wilayah tengah yaitu sebesar 0,61, kemudian wilayah Timur sebesar 0,56 dan wilayah Barat sebesar 0,50. Tingginya angka laju eksploitasi ini disebabkan oleh besarnya koefisien kematian karena penangkapan terutama dengan adanya penggunaan jaring apong. Akibat eksploitasi sumberdaya udang jerbung claim satu kohort di Kawasan Segara Anakan berpengaruh pada pengurangan jumlah stok sebesar 88,7 % selama waktu empat bulan. Kontribusi terbesar adalah pada wilayah Tengah yaitu sebasar 91,7%, kemudian wilayah Timur sebesar 89,8% dan wilayah Barat sebesar 86,4%. Berdasarkan simulasi model dinamis terhadap tingkat eksploitasi tersebut, secara keseluruhan nilai yang hilang dad sumberdaya udang jerbung akibat eksploitasi adalah sebesar 54,5% dad total nilai sumberdaya yang ada. Sedangkan nilai manfaat langsungnya secara ekonomi memiliki angka 6 — 7 kali lebih rendah apabila dibandingkan jilca sumberdaya udang tersebut dibiarkan tumbuh dewasa hingga umur 5 bulan Dari uraian di atas menujukan bahwa penurunan potensi sumberdaya udang putih di Kawasan Segara Anakan diindikasikan sebagai akibat pemanfaatan yang berlebih (Over exploitation). Oleh karenanya perlu dilakukan pengelolaan yang lebih intensif. Konsep pengelolaan yang diterapkan, diharapkan dapat mempertahankan atau memperbaiki surnberdaya udang agar pemanfaatannya dapat optimal dan berkelanjutan
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Coastal Resource Management |
ID Code: | 12534 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 31 May 2010 15:45 |
Last Modified: | 31 May 2010 15:45 |
Repository Staff Only: item control page