PERBEDAAN TAMPILAN KOLAGEN DI SEKITAR LUKA INSIST PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI INFILTRASI PENGHILANG NYERI LEVOBUPIVAKAIN DAN YANG TIDAK DIBERI LEVOBUPIVAKAIN Suatu Studi Histokimia The difference of collagen appearance around wound incision between infiltrated and non infiltrated levobupivacaine pain-relief on Wistar rats Histochernistry study

Triyono, Bambang (2005) PERBEDAAN TAMPILAN KOLAGEN DI SEKITAR LUKA INSIST PADA TIKUS WISTAR YANG DIBERI INFILTRASI PENGHILANG NYERI LEVOBUPIVAKAIN DAN YANG TIDAK DIBERI LEVOBUPIVAKAIN Suatu Studi Histokimia The difference of collagen appearance around wound incision between infiltrated and non infiltrated levobupivacaine pain-relief on Wistar rats Histochernistry study. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1790Kb

Abstract

Background : post-surgery pain is an acute pain commonly causes unpleasant condition for the patient, which may result in delayed wound healing. In stress and severe pain, p endorphin secreted by pituitary gland will increase and suppress the activity of macrophage include the sitokin ( e.g.: TNFcc, IL 1, IL 6, TGF(3) which released by macrophage. TGF 13 take role on extracelluler matrix (ECM) enhancement and increase the collagenation. Levobupivacaine as the a local anesthetic agent can descend acute pain intensity after incisied surgery. Collagen is the major component in every phase of wound healing process. Right after the incision, the collagen exposure promote the aggregation and activation of platelet, followed by chemotactic factors released to initiate the wound healing process. The aim of this research is to prove that levobupivacaine infiltration increase collagen fibre in wound healing. Method : a laboratoric experimental study with "randomized post test only control group design" recruited Wistar rats as the object. Sample was divided into 3 groups, include the control group consisting of health rats without intervention. P1 group was incisied without levobupivacaine infiltration while the P2 group received the levobupivacaine infiitration after incisied. The levobupivacaine infiltration administered every 8 hours on the first 24 hours. On the 5th day, rats were killed.The histologic preparation on the incisied area, were made and stained using Van Gieson method. Collagen appearance were counted using Software Olysia The result were performance in pixel'. Data was analyzed using one way anova and bonferroni test (p < 0,05). Result : The collagen appearance on control group was 7768.25 ± 699.5 , the PI group showed 1528.37 ± 583.81, while the P3 group 4369.35 ± 919.42. There's a significant differences on the collagen appearance between PI and P2 group ( p<0,05) Conclusion : The rate of collagen appearance on the group received infiltration of levobupivacaine is higher than the group which not receive it. It suggested to give levobupivacaine infiltration on the post-surgery wound to increase the wound healing process. Latar belakang : Nyeri pasca bedah adalah nyeri akut yang tidak menguntungkan penderita. Keadaan ini mengakibatkan penyembuhan luka yang lambat. Dalam keadaan stres dan nyeri berat, kadar -endorfin yang disekresi kelenjar pituitaria akan meningkat dan mensupresi makrofag, sehingga aktivitas makrofag akan menurun. Penurunan aktivitas makrofag berakibat aktivitas sitokin yang dilepaskan makrofag sepeti TNF a , IL-1, IL-6, IL-8, TGF p menurun. TGF [3 mempunyai peran meningkatkan matrik ekstraseluler ( ECM ) dan meningkatkan kolagenasi, sehingga apabila TGF 13 menurun berakibat terjadi hambatan kesembuhan luka. Levobupivakain sebagai anestetik lokal mampu menurunkan intensitas nyeri akut akibat insisi pembedahan. Kolagen merupakan komponen kunci semua fase penyembuhan luka. Segera setelah injuri, paparan kolagen ke darah akan menyebabkan agregasi dan aktivasi trombosit dan melepaskan faktor-faktor kemotaksis yang memulai proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa infiltrasi levobupivakain pada insisi akan meningkatkan jumlah serabut kolagen dalam proses penyembuhan luka. Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Randomized Post test only control group design", yang menggunakan binatang percobaan sebagai obyek penelitian. Sampel dibagi tiga ketompok, kelompok kontrol yaitu tikus sehat yang tidak diberikan perlakuan sama sekali, kelompok P i yaitu kelompok yang setelah diinsisi tidak diberikan infiltrasi levobupivakain, dan kelompok P 2 yaitu kelompok yang setelah dilakukan insisi diberikan infiltrasi levobupivakain setiap 8 jam dalam 24 jam pertama. Pada hari kelima, tikus dibunuh. Dibuat sediaan histolologik pada daerah insisi, dipulas dengan Van Gieson. Tampilan kolagen dihitung dengan komputer ( Software Olysia ). Perbedaan jumlah kolagen dianalisa dengan uji One Way Anova dan uji Bonfferoni dengan derajat kemaknaan p < 0.05. Basil : Tampilan kolagen pada kelompok kontrol 7768.25 ± 699.5, kelompok P1 1528.37 ± 583.81 dan kelompok P2 4369.35 ± 919.42. Terdapat perbedaan yang bermakna antara gambaran kolagen pada kelompok P1 dan P2 13=0.018. ( p < 0.05 ) Simpulan : Tampilan kolagen pada kelompok yang diberi infiltrasi levobupivakain lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi infiltrasi levobupivakain.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:12532
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:31 May 2010 15:41
Last Modified:31 May 2010 15:41

Repository Staff Only: item control page