LEPRA SUBKLINIS DENGAN PEMERIKSAAN MLPA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

CHRISTIANA, LENNA (2004) LEPRA SUBKLINIS DENGAN PEMERIKSAAN MLPA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1786Kb

Abstract

Leprosy is still a medical problem in Indonesia, because it causes in disability, morbidity and social stigmata. In the Leprosy Elimination Program in Indonesia, Subclinical Leprosy is still an unesolved problem, until now. Subclinical leprosy is a clinically asymptomatic individual, but laboratorically has specific antibody against Mycobacterium leprae. Leprosy is transmitted through contaminated skin and nasal mucous. Hospital employee is a high risk population, so an early detection is needed, to know whether they are infected and to do further measures. MLPA serologic examination is conducted to the employees of General Hospital, because the majority of them have contact with leprosy patients. A side from that, the hospital used to be Leprosy Hospital, so generally the employees had long-time and close contact with leprosy patients. Laboratory results of 185 employees's blood samples fard that 35 were positive the qualitative MLPA serologic test. The analysis of relationship of risk factors reveals that there is a significant corelation between closeness at work and body mass index There is no corelation between duration of employment and BCG immunization history. Penyakit lepra masih merupakan problem kesehatan di Indonesia, karena dapat menyebabkan kecacatan, morbiditas dan stigma sosial penyakit kusta. Dalam pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Kusta di Indonesia, terdapat suatu masalah yang belum terpecahican hingga kini, yaitu masalah Lepra Subklinis. Lepra Subklinis adalah individu yang secara klinis tidak menunjukkan gejala lepra, tapi secara laboratoris telah menunjukkan adanya antibodi spesifik terhadap Mycobacterium leprae. Penyakit lepra ditularkan melalui luka pada kulit yang terkontaminasi dan mukosa nasal. Karyawan rumah sakit menjadi kelompok yang mempunyai risiko untuk tertular, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk deteksi dini untuk mengetahui apakah mereka sudah tertular dan mengambil langkah untuk menentukan tindakan selanjutnya. Dilakukan pemeriksaan serologi uji MLPA pada karyawan Rumah Sakit Umum karena sebagian besar karyawan rumah sakit pernah kontak dengan penderita lepra. Selain itu mengingat riwayat sebelumnya adalah Rumah Sakit Kusta sehingga pada umumnya karyawan telah kontak lama dan erat dengan penderita lepra. Hasil penelitian pada 185 sampel darah karyawan didapat 35 hasil uji MLPA kualitatif yang positif Analisa hubungan dengan faictor-faktor risiko menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan keeratan kerja dan indeks massa tubuh. Tidak ada hubungan dengan lama kerja dan riwayat imunisasi BCG.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Biomedical Science
ID Code:12327
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 May 2010 13:34
Last Modified:30 May 2010 13:34

Repository Staff Only: item control page