NILAI DIAGNOSTIK MONOFILAMEN 10-g dan SKOR CLINICAL NEUROLOGICAL EXAMINATION ( CNE ) PADA POLINEUROPATI DIABETIK

SETYOKO, BAMBANG ADI (2003) NILAI DIAGNOSTIK MONOFILAMEN 10-g dan SKOR CLINICAL NEUROLOGICAL EXAMINATION ( CNE ) PADA POLINEUROPATI DIABETIK. Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1498Kb

Abstract

Diabetic Neuropathv is a CO177177012 complication of diabetes. In the course of their disease, approximately 50% of diabetic patients will develop diabetic neuropathy. The sequelae of diabetic neuropathy include recurrent infections, non-healing ulcers and amputations of the toes and feel. Foot ulceration is one of the most serious complications of diabetes mellitus. This complication causes considerable morbidity and may lead to lower extremity amputation. Screening and the early identification of the neuropathic process offer a crucial opportunity for the patient with diabetes to actively alter the course of glycemic control and to implement improved foot care before the onset of significant morbidity. For the detection of diabetic polyneuropathy in daily clinical practice, a simple, sensitive and inexpensive screening method is required. Currently both the examination, 10-g monofllament and the clinical neurological examination (CNE) are using for diagnostic diabetic polyneuropathy in daily clinical practice. The purpose of the study was to assess 10-g monofilament and the CNE compared with the criterion standard of electromyography (EMG) in order to calculate sensitivity and specificity of both modes of examination. METHOD Method to he used in this study is cross sectional design. Total 76 diabetic patients participated in the study. The neuropathy status at the time of recruitment of the patients was unknown. Monofilament 10-g and CNE was performed at both feet. Moreover, using the Electromyography as reference method, sensitivity and .specificity of both modes of examination were calculated. For selecting the best diagnostic cut-off point on the scale of measurement of both monofilament 10-g and the CNE we used the method of the Receiver Operating Characteristics (ROC) curves.. RESULT Using the Electromyography as reference method, sensitivity and specificity of 10-g monofllament and the CNE were calculated. The Sensitivity and specificity of the 10-g monofilament were 80,6 % and 57,1 %, respectively. Sensitivity and .specificity of the CNE were 87,1 % and 71,4 %, respectively. CONCLUSIONS The EWE and 10-g monofilamen reasonably sensitive for diagnosing diabetic polyneuropathy in daily clinical practice. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi tersering pada diabetes. Dalam perjalanan penyakitnya, pada sekitar 50% pasien diabetes akan terjadi neuropati diabetik. Neuropati diabetik dapat mengakibatkan infeksi berulang, ulkus yang sulit disembuhkan dan dapat berakhir dengan amputasi kaki. Ulkus pada kaki merupakan salah satu komplikasi serius diabetes mellitus. Komplikasi ini merupakan penyebab morbiditas dan dapat mengakibatkan amputasi tungkai bawah.Skrening dan identifikasi dini proses neuropati akan memberikan kesempatan pada penderita diabetes untuk secara aktif memperbaiki kontrol glikerni dan melakukan perawatan kaki sebelum terjadi morbiditas yang signifikan. Untuk deteksi polineuropati diabetik dalam penggunaan klinis sehari-hari, diperlukan sebuah alat diagnostik yang sederhana, tidak mahal namun sensitive. Akhirakhir ini monofilamen 10-g dan perneriksaan clinical neurological examination (CNE) digunakan untuk diagnosis polineuropati diabetik dam praktek klinik. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji monofilamen 10-g dan CNE dibandingkan dengan Elektromiografi (EMG) sebagai pemeriksaan standar untuk menentukan sensitifitas dan spesivisitas kedua alat pemeriksa tersebut. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan dengan desain potong lintang. Tujuh puluh enam pasien diabetes berpartisipasi dalam penelitian. Belum diketahui status neuropati pasien sebelum penelitian. Pemeriksaan Monofilamen 10-g dan CNE dilakukan pada kedua tungkai. Selanjutnya, dengan menggunakan elektromiografi (EMG) sebagai metode acuan, sensitifitas dan spesivisitas kedua alat pemeriksa dilakukan penilaian. Untuk menentukan titik potong diagnostik terbaik dad monofilamen 10-g dan CNE dipergunakan kurva ROC. HASIL Dengan alat EMG sebagai metode acuan, sensitifitas dan spesivisitas monofilamen 10-g masing-masing adalah 80,6 % dan 57,1 %. Sedangkan sensitifitas dan spesivisitas CNE masing-masing adalah 87,1 % dan 71,4 %.KESIMPULAN CNE dan monofilamen 10-g memiliki sensitifitas yang cukup baik untuk diagnosis polineuropati diabetik dalam penggunaan klinis praktis sehari-hari. ICATA KUNCI Neuropati diabetik, Monofilamen 10-g, Clinical Neurological Examination (CNE), Elektromiografi (EMG).

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Biomedical Science
ID Code:12311
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 May 2010 12:46
Last Modified:30 May 2010 12:46

Repository Staff Only: item control page