HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SINDROMA PRAHAID

Abstract

Sindroma prahaid merupakan suatu kumpulan gejala yang komplek yang terjadi pada seorang wanita satu atau dua minggu sebelum menstruasi dan hilang segera setelah keluarnya darah haid. Etiologi sindroma haid belum jelas, dan prevalensinya diperkirakan 30%-40% pada wanita usia 19-45 tahun. Tujuan : Mengetahui angka kejadian sindroma prahaid dan mengetahui apakah ada perbedaan derajat sindroma prahaid ditinjau dari indeks massa tubuh (IMT). Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian studi belah lintang (cross sectional study) Subyek : 253 orang mahasiswi usia antara 18 sampai 26 tahun Hasil : Didapatkan 63 (24,9%) yang mengalami sindroma prahaid dengan rerata usia 20,49 tahun (SD 1,45), 19 (30,2%) derajat ringan, 21 (33,3%) derajat sedang, dan 23 (36,5%) derajat berat. Berdasarkan IMT yang termasuk kelompok berat badan normal 113 (44,7%), berat badan kurang 117 (46,2%), dan 23 (9,1%) termasuk berat badan berlebih, dengan rerata IMT 20,336 ± 1,96. IMT berat badan berlebih mempunyai risiko 43,432 kali terjadi sindroma prahaid p<0,001, sedangkan berat badan kurang cenderung mempunyai proteksi terhadap kejadian sindroma prahaid, namun secara statistik tidak bermakna (v0,853). Simpulan : Didapatkan angka kejadian sindroma prahaid pada gadis paramedis kelompok umur 17-30 tahun sebesar 24,9%, IMT kelompok berat badan berlebih mempunyai risiko terjadinya sindroma prahaid, dan semakin tinggi IMT semakin berat derajat sindroma prahaid. Kata kunci : Indeks massa tubuh, sindroma prahaid