HUBUNGAN FAKTOR — FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN SINUSITIS MAKSILA KRONIK

Abstract

ABSTRACT Background Maxillary sinusitis beginning with obstruction of ostium sinus due to mucosal inflamation of the nasal cavity. This inflamation causing disturbance of aeration and drainage. Predisposing factors either local or systemic, have important role in the patogenesis in chronic maxillary sinusitis. Objective : to know what are significant risk factors and relative risk of these risk factor to be come chronic maxillary sinusitis cases. Methode : Design of this study was Cross Sectional including 70 patients and match of this study. To all subjects were performed anamnesis, clinical ENT and paranasal sinuses X photo examinations. The results were recorded and data were statistically tested by chi square, relative risk and logistic regression. Result : There were 70 cases, 38 cases were men (54,3%) and 32 cases were women (45,7%) with age between 17 — 65 year old. There were 31 chronic maxillary sinusitis cases (44,3%). Using by chi square test it was found that infection of the upper premolar teeth, allergic rhinitis and deformitis septum were significant as predisposing factors with p value p = 0,000, p = 0,001 and p = 0,019 respectivelly. The three significant predisposing factors then tested by logistic regression, and the result these predisposing factors independently significant as a risk Latar Belakang : sinusitis maksila diawali dengan sumbatan ostium sinus akibat proses inflamasi pada mukosa rongga hidung. Proses inflamasi ini akan menyebabkan gangguan aerasi dan drainase sinus. Sinusitis ini dipermudah oleh adanya faktor — faktor predisposisi baik lokal maupun sistemik, maka faktor — faktor tersebut perlu diteliti berapa besar pengaruhnya pada sinusitis maksila kronik. Tujuan : mengetahui faktor resiko terbanyak dan besarnya resiko relatif pada kasus — kasus sinusitis maksila kronik. Metodologi : Rancangan penelitian dengan studi cross — sectional. Tujuh puluh penderita dengan keluhan pilek lebih dari 3 bulan, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan di dalam penelitian ini. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik THT, pemeriksaan penunjang X Foto Sinus Paranasalis. Faktor predisposisi pada semua kasus yang memenuhi !criteria inidusi dan eksklusi, hasilnya dicacat dalam kuesioner, ditabulasi dan diuji statistik dengan chi — square, resiko relatif dan regresi logistik. Basil Penelitian : didapatkan 70 kasus; terdiri dari 38 orang laki — laki (54,3%) dan 32 orang wanita (45,7%) dengan usia 17 — 65 tahun. Didapatkan sinusitis maksila kronik 31 kasus (44,3%). Dan uji chi — square didapatkan infeksi gigi rahang atas (premolar), rinitis alergi, septum deviasi merupakan faktor predisposisi yang bermakna dengan hitungan p berturut — turut : p = 0,000, p = 0,001 dan p = 0,019. Dengan uji regresi logistik ketiga faktor predisposisi tersebut merupakan faktor resiko yang secara independen bermakna untuk terjadinya sinusitis maksila kronik. Dan hasil hitungan resiko relatif didapatkan bahwa infeksi gigi premolar atas mempunyai kemungkinan 12 kali lebih besar untuk terjadi sinusitis maksila kronik dibandingkan dengan yang tanpa infeksi gigi. Rinitis alergi mempunyai kemungkinan terjadi sinusitis maksila kronik 5 x lebih besar dibanding dengan yang tanpa alergi. Septum deviasifactor for chronic maxillary sinusitis. Using relative risk calculation found that infection of the upper premolar teeth have risk for chronic maxillary sinusitis 12 times more often than normally patient. Allergic rhinitis have risk for chronic maxillary sinusitis 5 times more often than non allergic rinitis. Deformitis septum have risk for chronic maxillary sinusitis 4 times more often than non deformitis septum. Conclusion : From this study was found that significant risk factors of chronic maxillary sinusitis were : infection of the upper premolar teeth, allergic rhinitis and deformitis septum