PERBANDINGAN EFISIENS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHA BUDIDAYA UDANG WINDU DI TI - TRANS WOWODARA (DESA WOWODARA, DORO O'O DAN DESA LAJU) KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT

MUHTAR, MUHTAR (2002) PERBANDINGAN EFISIENS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHA BUDIDAYA UDANG WINDU DI TI - TRANS WOWODARA (DESA WOWODARA, DORO O'O DAN DESA LAJU) KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT. Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2530Kb

Abstract

The determination of the relation between the production factors and the shrimp production of a farm operation is a matter of requirement to know the business efficiency. This study was aimed to understand : (1) the influences of production factors against shrimp production, (2) the efficiency of production factors usage, and (3) to compare the efficiency level of production factors usage at three-study-location (villages) in the framework of evaluating the production factor efficiency at TIR-Trans Waworada. The study method employed was the descriptive method, i.e. to describe the relation between the production factors and the shrimp production at TIR-Trans Waworada, Bima Regency. Data collection executed both with interviews and observations. Production factors and shrimp production obtained from interviews with fish farmers as samples at three-study-location. Data collection brought about by using proportional random sampling method. The collected data were analyzed further by utilizing multiple regression model. The analysis result revealed that the shrimp production at Laju Village were affected by the production factors 80.40 %, and at Doro O'o Village 84,40 %. Whereas at Waworada Village, 74.90 % of shrimp production affected by the production factors and the rest of 24.10 % affected by the other factors beyond the analysis model. Based on the F test (simultaneous test), it can be seen that all production factors employed for tiger prawn cultivation at three-study-location (villages) has significantly affected the production level. T test (partial test) revealed that some production factors has affected significantly and the others has not affected the production result. At 99 % level of significance, the weft production factor in the three villages had significant on the result of the lobster production. Significant production factors on the result of lobster production, at 95 % level of confidence, in Waworada Village were the fry of tiger prawn (benur), wefts, and medicines. In Laju Village were the fry of tiger prawn, wefts, fertilizers, and ingredients. In Doro O'o Village were wefts, fertilizers and medicines. The efficiency of production factors used could be developed-by improving the technical and economic aspects. The technical aspects of lobster plantation such as the water quality parameter in TIR-Trans Waworada once had exceeded the optimum limit of lobster cultivation. Economically, the production factors use such as the fry of tiger prawn, wefts, fertilizers, medicines, mechanical electrical, labor force, and the area extent, except the area extent in Laju Village, still could be added for the use in order to increase the shrimp production. The production factors use in Laju Village was more efficient than those in Waworada and Doro O'o Villages. Because (tbi) lobster plantation in Laju Village was more approaching 1 (the standard of efficient production factor use) than those in Waworada and Doro O'o Villages. Generally, the efficiency of production factor use in the three research villages was relatively the same. This was indicated with the regression coefficient value (IN), which was nearly the same in every research location village. Penentuan hubungan antara faktor produksi (input) dengan basil produksi udang dalam suatu usaha pertambakan adalah suatu hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui efisiensi usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) pengaruh faktor produksi yang digunakan terhadap hasil produksi udang, (2) efisiensi penggunaan faktor produksi, dan (3) membandingkan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi di TIR-Trans Waworada (Desa Waworada, Doro O'o dan Laju). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksi udang di TIRTrans Waworada Kabupaten Bima. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Data faktor produksi dan hasil produksi udang diperaleh clan wawancara dengan petani-petani yang dijadikan sampel di tiga lokasi penelitian. Pengambilan sampel tersebut dilakukan secara rambang proporsional (proportional random sampling). Selanjutnya data yang dikumpulkan tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi tinier berganda (multiple regression model). Hasil analisis menunjukan bahwa hasil produksi udang di Desa Laju dipengaruhi oleh faktor produksi sebesar 80,40 % dan di Desa Doro O'o sebesar 84,40 %. Adapun di Desa Waworada, sebanyak 74,90 % produksi udang dipengaruhi oleh faktor produksi yang digunakan dan sisanya sebesar 24,10 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model analisis. Berdasarkan uji F (simultaneous test), seluruh faktor produksi yang digunakan dalam proses pemeliharaan udang windu di tiga lokasi (desa) penelitian secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi udang. Hasil uji t (partial test), menyatakan bahwa faktor produksi yang digunakan ada yang berpengaruh nyata dan ada yang tidak berpengaruh nyata terhadap basil produksi Pada tingkat kepercayaan 99 % faktor produksi pakan di tiga desa berpengaruh nyata terhadap basil produksi udang. Faktor produksi yang signifikan terhadap basil produksi udang di Desa Waworada pada tingkat kepercayaan 95 % adalah benur, pakan dan obat-obatan, di Desa Laju yaitu benur, pakan, pupuk dan obatobatan dan di Di Desa Doro O'o yaitu pakan, pupuk dan obat-obatan. Efisiensi penggunaan faktor produksi masih dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki aspek teknis dan ekonominya. Aspek teknis budidaya udang seperti parameter kualitas air di TER-Trans Waworada ada yang melampaui batas optimal pemeliharaan udang windu. Secara ekonomi, penggunaan faktor produksi seperti benur, pakan, pupuk, obat-obatan, mekanikal elektrikal, tenaga kerja dan luas lahan kecuali luas lahan di Desa Laju masih dapat ditambah penggunaannya untuk meningkatkan hasil produksi udang windu. Penggunaan faktor produksi di Desa Laju lebih efisien dibandingkan dengan Desa Waworada dan Doro O'o. Karena (Ebi) usaha budidaya udang di Desa Laju lebih mendekati 1 (standar penggunaan faktor produksi yang efisien) dibandingkan dengan Desa Waworada dan Doro O'o. Secara umum, efisiensi penggunaan faktor produksi di tiga desa penelitian relatif sama. Hal ini ditunjukan oleh nilai koefisien regresi (Ebi) yang hampir sama di setiap desa lokasi penelitian.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Coastal Resource Management
ID Code:12261
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:30 May 2010 08:37
Last Modified:30 May 2010 08:37

Repository Staff Only: item control page