KURANG PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Kajian Perbedaan Kekerapan Dan Derajat Kurang Pendengaran Sensorineural Antara Penderita Diabetes Melitus Tak Tergantung Insulin Dengan Hipertensi Dan Normotensi

PRIHANTARA, SUKAMTA YUDI (2002) KURANG PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Kajian Perbedaan Kekerapan Dan Derajat Kurang Pendengaran Sensorineural Antara Penderita Diabetes Melitus Tak Tergantung Insulin Dengan Hipertensi Dan Normotensi. Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1150Kb

Abstract

Latar belakang : DM merupakan penyakit metabolik yang potensial menimbulkan komplikasi, yaitu angiopati dan neuropati. Bila mengenai telinga dapat menyebabkan kurang pendengaran dengan ciri-ciri progresif lambat, bilateral simetrilc, betjenis sensorineural terutama frekuensi tinggi. Hubungan hipertensi dan kurang pendengaran masib kontroversi. DM dan hipertensi mempunyai efek sinergis menimbulkan kurang pendengaran sensorineural ( KPSN ). Metode : Rancangan penelitian ini adalah Crossectional study. Penderita DMTTI yang berobat di Klinik Penyalcit Dalam Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi diikutkan dalam penelitian ini. Obyek penelitian dibagi 2 kelornpok, yaitu kelompok I : penderita DMTTI hipertensi 65 orang dan kelompok II penderita DMTTI normotensi 65 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan rutin THT dilanjutkan test audiometri. Analisis statistik dilakukan dengan menghitung ratio prevalensi KPSN DMTTI hipertensi dibandingkan KPSN DMTTI normotensi dan uji-t independent untuk mencari perbedaan derajat KPSN antara kedua kelompok. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai ambang pendengaran nada murni pada kelompok DMTTI hipertensi dibandingkan DMTTI normotensi tetapi secara statistik tidak berbeda bemakna pada frekuensi 125 Hz s/d 4000 H, barn bertnalcna pada frekuensi 8000 Hz. Pengaruh tekanan darah / status tensi terhadap KPSN antara kedua kelompok pada uji-t independent tidak berbeda bertnalcna ( p>0,05 ) , dengan memperhitungkan variabel lain, yaitu : umur, lama DM, kadar gula darah 2 jam PP dan ada-tidaknya komplikasi yang menyertai DM. Kesimpulan : Kekerapan terjadinya KPSN pada DMTTI hipertensi 2,14 lebih sering dibandingkan DMTTI normotensi, tetapi secara statistik tidak bermakna. Derajat beratnya KPSN pada penderita DMTTI hipertensi tidak berbeda jauh dibandingkan dengan DMTTI normotensi. Kata kunci Kurang Pendengaran Sensorineural, Diabetes Melitus Tak Tergantung Insulin, Hipertensi.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:R Medicine > R Medicine (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Biomedical Science
ID Code:12246
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:29 May 2010 17:35
Last Modified:29 May 2010 17:35

Repository Staff Only: item control page