DEPRIVASI MATERNAL ASPEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK BALITA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Abstract

nt to fulfill basic needs in the process of growth and development of children whereas mother as attachment figure has a very important role in fulfilling the basic needs. But there are a children who lacks attachment figure due to various causes such as divorce or children born from unmarried couple. This has caused the children to be cared for by other person, such as in the nursing home. Objective : To find out children who were cared for in nursing homes suffer from the syndrome of psychosocial aspect of maternal deprivation. Methods : A cross-sectional study on 61 children from four nursing homes was performed in central java between November 1997 and April 1998. The children underwent psychosocial maturity test using Vineland score. The correlation between maternal deprivation syndrome and various dependend variables such as age, sex, length of stay, background, educational of close caregiver, ratio, frequency of illness, nutritional status, and intake of calori are tested with chi-square. Results : Out of the 61 children, 42 (68 %) were born from unmarried couples, a large proportion (59 %) were less than 3 years old and 44 (72 %) lived in the nursing home for less than 3 years. Forty-one children (67 %) sufferred from maternal deprivation syndrome, this occurred more frequently in children that were cared for at more then 49 months old (P < 0,05) and in children there were cared for within 12-43 months (P < 0,05) but maternal deprivation didn't influence by nutritional status of the children ( P = 0,374). Conclusion : The older and the longer a child is cared for in a nursing home, the higher the frequency of maternal deprivation syndrome. Key words : deprivation syndrome, attachment figure, nursing home. Latar Belakang : Keluarga adalah sistem sosial yang paling penting dan merupakan lingkungan yang kondusif untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam proses tumbuh kembang anak sedangkan ibu sebagai figur lekat merupakan tokoh yang sangat berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun sering dijumpai anak kehilangan figur lekat karena berbagai sebab misalnya karena perceraian atau anak yang lahir di luar nikah. Hal tersebut menyebabkan anak hams dirawat oleh orang lain misalnya panti asuhan. Tujuan : Untuk mengetahui apakah anak yang dirawat di panti asuhan mengalami sindrom deprivasi maternal aspek psikososial. Metode penelitian : Penelitian dengan rancangan belah lintang, terhadap 61 anak dari 4 panti asuhan tipe asrama di Jawa Tengah sejak Nopember 1997 sampai April 1998. Anakanak tersebut dilakukan uji kematangan psikososial dengan skor Vineland. Hubungan antara kejadian sindrom deprivasi maternal dengan berbagai variabel pengaruh seperti umur, jenis kelamin, lama tinggal, latar belakang, tingkat pendidikan pengasuh, rasio pengasuh, frekuensi sakit, status gizi sett asupan kalori diuji dengan kai kuadrat dan multiple logistik regresi. Basil penelitian : Dari 61 anak, 42 (68%) berasal dari orang tua diluar nikah, sebagian besar (59%) berumur kurang dari 3 tahun dan 44 (72%) tinggal di panti asuhan kurang dari 3 tahun. 41 anak (67,2%) mengalami sindrom deprivasi maternal, kejadian ini lebih banyak terjadi pada anak yang dirawat pada umur lebih dari 49 bulan (p < 0,05) dan dirawat lebih dari 12-43 bulan (p < 0,05) tetapi deprivasi maternal ini tidak mempengaruhi status gizi anak (p > 0,05) Kesimpulan : Makin tua dan makin lama anak dirawat di panti asuhan makin besar kejadian sindrom deprivasi maternal. Kata kunci Sindrom deprivasi, figur lekat, panti asuhan