MENARS SISWI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA KODYA DATI II SEMARANG

Abstract

Pubertas merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa pematangan reproduksi , yang ditandai dengan perubahan bentuk fisis, tingkah laku serta timbulnya menstruasi yang disebut menars. Usia menars saat ini cenderung datang lebih awal bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dan dengan adanya kemudahan mendapatkan pemahaman tentang seks yang lebih awal kemungkinan akan mempercepat pematangan seksual yang lebih awal dan hal tersebut dapat menyebabkan dampak sosial dan kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rata-rata usia menars siswi SLIP di Kodya Dati II Semarang, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya Penelitian ini dilakukan secara potong lintang mulai tanggal 12 Agustus 1998 sampai dengan 12 September 1998, dan responden ditentukan secara acak dengan tabel random. Analisis data diuji dengan Kai-kuadrat, " student-t test ", regresi linier, regresi logistik berganda dan tingkat kemaknaannya 95 %. Tempat penelitian dilakukan di 6 SLTP perkotaan dan 6 SLTP pedesaan Kodya Dati H Semarang, pemilihan tempat penelitian dilakukan secara acak dengan tabel random. Besar sampel penelitian untuk masing-masing daerah 180 responden yang terbagi secara merata dalam masing-masing kelas ( kelas I, II dan III ). Jumlah responden yang memenuhi syarat penelitian untuk daerah perkotaan 161 responden dan daerah pedesaan 160 responden. Pada penelitian ini didapatkan rata-rata usia menars siswi SLTP perkotaan lebih awal datangnya yaitu 11.9 (0.9) tahun, gedangkan pada siswi SLTP pedesaan 13.1 (0.9) tahun. Terdapat hubungan antara usia menars siswi SLTP dengan ibunya dan status gizi secara bermakna (P<0.05) mempengaruhi usia datangnya menars, sedangkan faktor sosial ekonomi dan depresi tidak terbukti berpengaruh. Terdapat hubungan yang bermakna (P<0.05) antara penjelasan tentang menstruasi yang diberikan sebelum menars oleh ibunya dengan status pendidikan ibu, adanya kakak kandung perempuan di rumah serta tidak adanya rasa takut saat inenghadapi menars. Disarankan bagi para ibu dan institusi sekolah untuk memberikan penjelasan tentang menstruasi dan aspek biologis wanita kepada anak-anak perempuan sejak masih di bangku Sekolah Dasar dan berkelanjutan pada tingkat yang lebih tinggi.