GAPURA DAN KORI KERATON KASUNANAN SURAKARTA Dalam Aspek Simbolis

Marlin , Avi (2003) GAPURA DAN KORI KERATON KASUNANAN SURAKARTA Dalam Aspek Simbolis. Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
7Mb

Abstract

Keraton always look like a concentric circle with the center in same manner as the center of human being is penyatu ( unifier ) micro cosmoss and macro cosmos. As a setting, full and total comprehension about existence a pudat (top or climax ) ridiculed by Vahapan-tahapani ( phases ) in journey series, at the time phase turn over is the most crucial time, and that because must be gived a certain penanda at the beginning and the end of the phase. In a temporal manner, this used as a sign created in selamatan ( seremonial meal ). In a spatial manner, this sign ridiculed by the phisics shape like gate by gate series ( kori and gapura) at the way to the palace. Before knowing and looking by self the condition of the palace building in a phisical manner, be needed to know at the first about the internal system or the secret of desire because if not like that, look at that internal system just to know the big, tall, wide and glorious building with out know what the meaning of that building. That building except have name, is 'pasemon' which contains many guidance. The European colonial domination that go on more than three centuries often enable presence influences that can be looked at the Kasunanan Palace in Surakarta. The first purpose that will be reach out for this research is to find the influence of Europe architecture ( Andrea Palladio ) at Kori and Gapura of Kasunanan Palace in Surakarta and find synthesis between Europe architect ( Andrea Palladio ) and Java traditional architecture. The second purpose is to find the symbolic meaning which knotted at Kori and Gapura at the North — South axis of Kasunanan Palace in Surakarta. This research is Analized-descriptively, so until in this research doing by two phases, the first is literature research and the second is the object observed research and interview. From this research have as a conclusion that Kori and Gapura at the North — South axis of Kasunanan Palace in Surakarta is influenced by the other architecture include the Europe architecture ( among the trend of Andrea Palladio ) and there is synthesis between Java traditional architecture and Europe. So the Kasunanan Palace in Surakarta if observed from the side of culture is the syncretism, but if observed from physics ( style, arch, form ) is the eclectism. Although there is influence from Europe but the form also interrelated with symbolism value that showed the sacred level in the way to the Palace. Keraton selalu dipandang sebagai lingkaran konsentris yang pusatnya sebagaimana pusat pada manusia merupakan penyatu dunia kecil dengan dunia besar. Sebagai suatu tatanan, penghayatan tentang keberadaan suatu pudat ( puncak atau klimaks ) ini diejawantahkan dengan adanya `tahapan-tahapan' dalam rangkaian perjalanan, saat pergantian tahapan adalah saat yang paling krusial, dan karena itu hams diberi penanda tertentu pada setiap awal dan akhir suatu tahapan. Secara temporal, penanda ini diwujudkan dalam bentuk selarnatan. Secara spasial tanda itu diejawantahkan dalam bentuk fisik berupa rangkaian gerbang demi gerbang (kori dan gapura ) pada perjalanan memasuki Keraton. Sebelum mengerti dan menyaksikan sendiri keadaan bangunan Keraton secara lahiriah, perlu dipahami lebih dahulu terhadap tata batin atau rahasia kehendak karena apabila tidak demikian, melihat tata lahiriah itu hanya mengetahui bangunan yang tampak besar, tinggi, luas, dan megah tanpa mengetahui makna bangunan tersebut. Bangunan - bangunan tersebut kecuali mempunyai nama, juga merupakan "pasemon yang mengandung tuntunan. Penjajahan bangsa Eropa yang berlangsung sekitar lebih dari 3 abad tentu saja sangat memungkinkan adanya pengaruh-pengaruh yang dapat menimbulkan perubahan pada wajah arsitektur. Hal itu dapat dilihat di antaranya pada Kraton Kasunanan Surakarta. Tujuan pertama yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah menemukan ada/ tidaknya pengaruh arsitektur Eropa ( Andrea Palladio ) pada Kori dan Gapura Keraton Kasunanan Surakarta dan menemukan apakah terjadi perpaduan antara arsitektur Eropa ( Andrea Palladio ) dengan arsitektur tradisional Jawa. Tujuan yang kedua adalah menemukan makna simbolis yang tersirat pada Kori dan Gapura pada sumbu Utara - Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yang pertama adalah penelitian kepustakaan dan yang kedua adalah penelitian lapangan dan wawancara. Dan penelitian ini disimpulkan bahwa Gapura dan kori pada sumbu Utara - Selatan Keraton Kasunanan Surakarta dipengaruhi oleh Arsitektur luar termasuk Eropa ( salah satu aliran Eropa tersebut adalah aliran Andrea Palladio ) dan terjadi perpaduan antara Arsitektur Tradisional Jawa dengan Arsitektur Eropa. Jadi Keraton Kasunanan Surakarta apabila ditinjau dari segi budaya termasuk sinkretisme, tetapi apabila ditinjau dari fisik ( langgam, arsitektur, bentuk ) termasuk eklektisme. Walaupun ada pengaruh dari Eropa tetapi bentuk tetap terkait dengan nilainilai simbolisme yang menunjukkan tingkatan kesakralan dalam perjalanan memasuki keraton.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture
ID Code:12172
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:28 May 2010 15:39
Last Modified:28 May 2010 15:39

Repository Staff Only: item control page