PERBANDINGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KEHAMILAN NORMOTENSI

Abstract

Preeklamsia merupakan kelainan multisistem yang sampai saat ini etiologi dan patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Dad berbagai penelitian diketahui bahwa dengan memberikan suplemen kalsium ternyata dapat mencegah kejadian preeklamsia. Berdasar penelitian tersebut muncul suatu hipotesis yang menyatakan bahwa defisiensi kasium merupakan salah satu penyebab terjadinya preeklamsia. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah membandingkan kadar kalsium total pada preeklamsia berat dengan kehamilan normotensi. Penelitian tersebut telah dilakukan akan tetapi penelitian yang serupa belum pernah dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang Rancangan penelitian ini menggunakan studi potong lintang (cross sectional study). Subyek penelitian sebanyak 60 wanita hamil dengan umur kehamilan > 20 minggu yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu preeklamsia berat dan kehamilan normotensi. Setiap subyek penelitian diambil 5 cc darah vena untuk diperiksa kadar kalsium totalnya menggunakan alat diagnostik Hitachi 7050 Automatic Analyzer dengan metoda spektofotometri. Basil penelitian didapat karakteristik pada kedua kelompok terdapat perbedaan tetapi secara statistik tidak bermakna dalam hal umur, par dan umur kehamilan. Kadar kalsium total yang rendah didapat pada kedua kelompok, akan tetapi pada kelompok preeklamsia berat cenderung lebih banyak didapatkan kadar kalsium yang rendah. Rerata kadar kalsium total pada kelompok preeklamsia berat didapat lebih rendah secara bermakna dibanding kelompok kehamilan normotensi (p = 0,009). Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kadar kalsium total yang rendah lebih banyak teijadi pada preeklamsia berat dibanding pada kehamilan normotensi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar kalsium total dan intraseluler sebelum dan setelah pemberian asupan kalsium dengan menggunakan metoda randomized control trial dengan memperhitungkan faktor-faktor perancu seperti kadar hormon paratiroid, kadar albumin, vitamin D, kalsitonin dan asupan kalsium dari diet.