ATMIKO, MAN NUGROHO TRI J (2001) KETERKAITAN PERKEMBANGAN KOTA DENGAN PERUBAHAN JAMMU It I KAWASAN (STUDI KASUS : KORIDOR ROJONG - SEMARANG). Masters thesis, Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 16Mb |
Abstract
The development of a city was begun from the embryo of a city as a substance of it and to be projected as a center of the city, its development was influenced by the society dinamics that naturally occurred as a consequency of the exist of life that kept on going and influenced the morfology of the physically and unphysically (society of culture) in the movement of the time dimension (the development history). The relation between physical or unpsysical elements will empty the identity of a city, so that according Budihardjo (1997:27), the identity of a city will always change together with the entered period, because of the identity is a process which its target always move. But in the process of the development take place the uncontrolled changing on the physically and unphysically elements, so that it influenced the changing of the district identity. Showing this, the problem that will be raised is the exist of the involvement between the changing and the development of a city to the identity changing in the continuity of the development city. The chosen location of the research is Bojong corridor, because it was one of one of a development area of the Dutch colonial city in Semarang, after an entrenchment city to be formed on the VOC period. The Bojong corridor was projected as an extension of the city for the inhabitted district and on the way of the time became a symbol of the city planning with the existence of Bojong street and the beautiful villa buldings, but in its prosperity there was an establishment of the new building which was not suitable with its function and many historical building which overturned and also changed by a new building and function which is not contextual to its environment and then took place declining graduation process on the Bojong district as a manifestation of the physical and unphysical. The purpose of the research that will be done is to answer the problem of the research with the following spesification : to learn the changing of the Bojong district in the even development phase, to learn the changing of the identity Bojong district that took place on the definite time in the every development phase, to learn relation between the Bojong district changing to the reluctanly and unreluctanly identity changing in the continuity of the city development.This research is used for reconstructing the development of the city which result in changing of the identity Bojong district and in the process of its research use the qualify research with the rationalistic appromation which demand a holistic characteristic using the construction of the significant on the sensual emprical, logical and athic, so that in gathering the data used an interviewed method and observation which is 'combined with the data or the literature of the Bojong district historical. This is to be unit of the integral data in revealing the development of the Bojong district. In this research, observation is done against observing the changing of identity aspects, such as land use, mass of building, out door space, circulation and society activity, beginning from past to the present time, then being studied by looking the linking of the aspect in the every phase of the city development which eventually became a series of the development continuity in Bojong district. The result of the research and discovery which acquired is the changing of identity in period of the city development in the Bojong district, which is began in the middle of 1700 with the projected of the Bojong district as an extension city for developing the inhabited district; the development of the inhabited district became shinner in 1824; the implication of the existence of agrigulture law in 1870 began to take place the changing of the function villa building on the Bojong district to be another building function, but its changing was not spontaneous and entirely; after Gemeente van Semarang 1906 — 1942 the fast of the shifting and changing in the building district became a trading district function, car show room ang offices; in the Japanese period — the end 1949s was done by developing trading district and offices on the every part of Bojong district with the same structure of city with the Gemeente van Semarang period; from 1990s the changing function of the car show room district became banking district happened Pertumbuhan suatu kota diawali dari embrio kota sebagai inti kota dan diproyeksikan sebagai pusat kota, kota mengalami perkembangan di pengaruhi oleh dinamika masyarakat yang terjadi secara alamiah sebagai sebuah konsekuensi adanya kehidupan yang terns berlangsung dan mempengaruhi morfologi kota secara fisik maupun non fisik (sosial budaya) dalam pergerakan dirnensi waktu (sejarah perkembangan). Hubungan antara unsur fisik dan non fisik akan bermuara pada jati din suatu kota, sehingga menurut Budihardjo (1997: 27), jatidiri suatu kota akan selalu berubah seiring dengan perubahan waktu dan kejamanan yang dirnasukinya, hal ini disebabkan karena jatidiri merupakan suatu proses yang sasarannya selalu bergerak dan ditampilkan sepanjang waktu. Namun dalam proses perkernbangannya terjadi perubahan yang tidak terkontrol pada unsur fisik dan non fisik, sehingga mempengaruhi perubahan jati did kawasan. Melihat hal ini permasalahan yang akan diangkat adalah adakah keterkaitan antara perubahan dan perkembangan kota dengan perubahan jatidiri dalam kontinuitas perkembangan kota Lokasi penelitian yang dipilih adalah koridor Bojong, karena koridor Bojong merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan untuk perluasan kota kolonial Belanda di Semarang setelah kota benteng terbentuk pada masa VOC. Koridor Bojong diproyeksikan sebagai lahan perluasan kota untuk kawasan permukiman dan di dalam perjalanan waktunya menjadi simbol perencanaan kota dengan adanya jalan Bojong dan keberadaan bangunan-bangunan villa yang indah, namun di dalam perkernbangannya terdapat pendirian bangunan bare yang, tidak sesuai dengan peruntukkannya sebelumnya, sehingga banyak bangunan bersejarah yang dirobohkan serta diganti dengan bangunan atau fungsi barn yang tidak kontekstual dengan lingkungannya dan kemudian terjadi proses gradasi yang menurun pada jatidiri kawasan Bojong dalam manisfestasi unsur fisik dan non fisik. Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk menjawab permasalahan penelitian seperti tersebut diatas dengan perincian sebagai berikut mengkaji perubahan komponen-komponen kawasan Bojong dalam setiap fase perkembangan, mengkaji perubahan jatidiri kawasan Bojong yang terjadi pada waktu tertentu dalam setiap fase perkembangan, mengkaji hubungan perubahankawasan Bojong dengan perubahan jatidiri secara sinergis dan tidak sinergis dalam satu kontinuitas perkembangan kota. Penelitian ini digunakan untuk merekonstruksi perkembangan kota yang mengakibatkan perubahan jatidiri kawasan Bojong dan di dalam proses penelitiannya menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan rasionalistik serta menuntut adanya sifat holistik dengan menggunakan konstruksi pemaknaan atas emperi sensual, logik dan etik, sehingga dalam pengumpulan datanya digunakan metode wawancara dan observasi yang digabungkan dengan data atau literatur sejarah kawasan Bojong. Hal ini menjadi satu kesatuan data yang integral dalam mengungkapkan perkembangan kawasan Bojong. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap mengamati aspek — aspek perubahan jati din, seperti tata guna lahan, massa bangunan, ruang terbuka, sirkulasi dan aktivitas kegiatan masyarakat mulai dari masa lampau sampai dengan masa sekarang, kemudian di bahas dengan melihat keterkaitan aspek dalam setiap fase perkembangan kota yang pada akhirnya menjadi rangkaian kontinuitas perkembangan di kawasan Bojong Hasil penelitian dan temuan yang didapatkan adalah serangkaian perubahan jatidiri kawasan dalam periodisasi perkembangan kota di kawasan Bojong, yang diawali pada pertengahan tahun 1700 dengan diproyeksikan kawasan Bojong sebagai kawasan perluasan kota untuk pengembangan kawasan permukiman; perkembangan kawasan pennukiman mulai tahun 1824 semakin marak; implikasi adanya UU Agraria tahun 1870 mulai terjadi perubahan fungsi bangunan villa pada kawasan Bojong menjadi fungsi bangunan lain, namun perubahannya tidak spontan dan menyeluruh; setelah Getneente van Semarang 1906-1942 terjadi pergeseran dan perubahan yang cepat dalam fungsi kawasan bangunan villa menjadi fungsi kawasan perdagangan, show room mobil dan perkantoran; pada jaman Jepang — akhir tahun 1949 kawasan Bojong mengalami masa stagnan; mulai tahun 1950 — 1990 an di lakukan pembangunan kawasan perdagangan dan perkantoran pada setiap penggal kawasan Bojong dengan struktur kota yang sama dengan masa Gemeente van Semarang; mulai tahun 1990 an terjadi perubahan fungsi kawasan show room mobil menjadi kawasan perbankan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture |
ID Code: | 12119 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 28 May 2010 10:34 |
Last Modified: | 28 May 2010 10:34 |
Repository Staff Only: item control page