INFEKSI SALURAN KEMIH PADA SINDROM NEFROTIK

Abstract

Nephrotic syndrome is a chronic renal disease which is common in childhood. Complication of this disease are: hyperlipidemia, malnutrition, infection, growth retardation, acute renal failure, and thrombosis. Infection episodes of increases in patients with nephrotic syndrome, usually due to the disease itself and the high dose of corticosteroid treatment. A refort from India showed the prevalence of urinary tract infection in children with nephrotic syndrome was 40,26%. Nephrotic syndrome in children with urinary tract infection were not sensitive to steroid therapy or were frequently relapsing, cholesterol serum level was high, but albumin serum level was low, compared with children without urinary tract infection. Objeective: Objectives of this study is to know relationship between severity of edema, cholestetol serum level with urinary tracct infection, and urinary tract infection complication whit relaps of nephrotic syndrome and resistency against steroid. Method: This study was an observational study with a cross sectional design. Sample size consisted of 50 children with nephrotic syndrome who were admitted in the pediatric ward of Dokter Kariadi General Hospital since January 1994 to August 1998. All data from the first stage were analyzed descriptively. Relationship between cholesterol level, severity of edema and urinary tract Infection were analyzed with logistic regression. Relationship between urinary tract infection recurrence and steroid resistency were analyzed using chi square test and prevalence ratio. Result: The incidence of urinary tract infection complication in this study was 42,00%. Mean proteinuria levels in children with urinary tract infection were higher than those without urinary tract infection. Cholesterol serum levels and albumin serum levels were not significantly different between these two groups. The more severe the edema, the higher the incidence of urinary tract infection complication. Frequent relapsing nephrotic syndrome were more commonly seen in children with urinary tract infection, but sensitivity to steroid therapy were similar in'both groups. The incidence of hematuria and pyuria was higher in children with urinary tract infection. Conclusions: In children with nephrotic syndrome, the more severe the edema the higher the incidence of urinary tract infection. There was no significant difference between serum cholesterol in those two groups. Relapsing nephrotic syndrome were more common in children with urinary tract infection. In children with nephrotic syndrome there was no relationship between urinary tract infection and steroid resistance. Key Words: Nephrotic syndrome - urinary tract infection - severity of edema - relapse. Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal kronik yang sering dijumpai pada masa anak. Penyulit yang sering terjadi pada sindrom nefrotik adalah: hiperlipidemia, malnutrisi, infeksi, gangguan pertumbuhan, gagal ginjal akut dan trombosis. Kejadian infeksi pada penderita sindrom nefrotik meningkat, disebabkan oleh penyakitnya sendiri, dan juga oleh pemakaian kortikosteroid dosis tinggi dan lama. Di India (1996) di laporkan bahwa kejadian Infeksi saluran kemih pada penderita sindrom nefrotik adalah 40,26%, Semua anak sindrom nefrotik dengan infeksi saluran kemih tidak sensitif terhadap steroid atau sering kambuh. Dilain pihak pada sindrom nefrotik terjadi hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia dan edema yang secara bersamasama akan menimbulkan infeksi. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat edema, kadar kolesterol serum dengan infeksi saluran kemih serta hubungan penyulit infeksi saluran kemih dengan kekambuhan sindrom nefrotik dan resisten terhadap terapi steroid. Metode penelitian : Penelitian ini bersifat observasi dengan rancangan kroseksional (belah lintang). Dalam penelitian ini digunakan sampel 50 anak sindrom nefrotik yang dirawat di ruang Kesehatan Anak Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang sejak Januari 1994-Agustus 1998. Semua data pada tahap pertama diolah secara deskriptif. Hubungan antara kadar kolesterol, derajat edema dengan kejadian infeksi saluran kemih diuji dengan regresi logistik. Hubungan antara kejadian infeksi saluran kemih dengan kekambuhan dan resisten steroid diuji dengan uji X2 , dan dinilai ratio prevalensinya. Hasil penelitian : Kejadian penyulit ISK pada penelitian ini adalah 42,00 %. Kadar rata-rata proteinuri pada kelompok anak sindrom nefrotik dengan infeksi saluran kemih secara bermakna lebih tinggi dari pada kelompok tanpa infeksi saluran kemih. Sedangkan tingginya kadar kolesterol serum dan rendahnya kadar albumin serum pada kedua kelompok tersebut tidak tertdapat perbedaan yang bermakna. Makin tinggi derajat edema makin tinggi kejadian infeksi saluran kemih. Kekambuhan sindrom nefrotik lebih sering terjadi pada kelompok dengan penyulit infeksi saluran kemih. Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap sensitifitas terapi steroid pada kedua kelompok. Kejadian hematuria dan piuria pada kelompok dengan penyulit infeksi saluran kemih lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tanpa penyulit infeksi saluran kemih. Kesimpulan : Pada anak sindrom nefrotik makin berat derajat edema makin tinggi kejadian penyulit infeksi saluran kemih. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tinggi kadar kolesterol serum dengan tingginya kekerapan infeksi saluran kemih. Kekambuhan sindrom nefrotik lebih sering pada kelompok dengan infeksi saluran kemih dibandingkan kelompok tanpa infeksi saluran kemih. Pada anak sindrom nefrotik tidak terdapat hubungan antara penyulit infeksi saluran kemih dengan resisten pengobatan steroid. Kata kunci : Sindrom nefrotik - infeksi saluran kemih - derajat edema - kekambuhan.