TUMBUH KEMBANG PENDERITA KEJANG DEMAM

Abstract

Background: : Febrile convulsion usually occurs in children under 5 years of age. Every febrile convulsion is a potential risk for epilepsy. Developmental disturbance in children with febrile convulsion (epilepsy) has a great variation, and febrile convulsion is still questioned to influence growth and development. Study Design : Study design is a Cohort. Setting : Pediatric Neurologic Department, Dr.Kaiiadi Hospital Semarang / Laboratory of Child Health, Medical School of Diponegoro University Semarang and in sorrounding area.. Subjects : Children with febrile convulsion and fever. Intervention : Subjects were divided into two categories : febrile convulsion and fever, all groups were followed until 6 month and growth and development was assessed after this period. Analysis : Variables with numeric scale were tested with t tese, variables with nominal scale were tested with chi square, fishers exact test and regression multiple. Results : After 6 month, 132 children fulfilled inclusion criteria and were divided into 62 children with febrile convulsion and 62 children with fever. There was no significant difference in growth and development, between the two groups after 3 month of follow up (p>0,05). There was no significant difference in growth after 6 month of follow up, but in developmental sectors the group with febrile convulsion showed impairment.which may be aggregated from other factors, overall development showed no impairment. Compared with fever groups its shoWed significant difference (p<0,05). Incidence of epilepsy was 4,3 % in children with febrile convulsion. Conclusion : Age of first convulsion is very predictive for recurrent febrile convulsion and developmental impairment. Key Words : Growth and development, Febrile convulsion, Epilepsy. Latar belakang: Kejang Demam umumnya tedadi pada anak di bawah 5 tahun Kejang demam mempunyai risiko untuk terjadinya epilepsi. Gangguan perkembangan pada penderita kejang demam masih bervariasi dan apakah kejang demam akan mengaldbatkan gangguan tumbuh kembang ? Rancangan Penelitian : Penelitian kohort. Lokasi Penelitian : Bagian Neurologi Anak RSVP Dr. Kariadi Semarang / Laboratorium Emu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang dan sekitamya. Subyek Penelitian : Penderita kejang demam dan penderita demam. Intervensi / Perlakuan : Subyek dibagi dua kelompok yaitu kelompok kejang demam dan demam, diikuti pertumbuhan dan perkembangannya selama 6 bulan. Analisis : Variabel dengan data numerik diuji dengan t test, variabel dengan data nominal diuji dengan kai lcuadrat, uji Fishers Exact dan uji regresi multipel. Hash : Selama 6 bulan, sebanyak 124 anak memenuhi !criteria inklusi masuk dalam penelitian ini., terdiri dari 62 anak dalam kelompok Kejang Demam dan 62 anak dalam kelompok Demam . Dalam penelitian ini didapati bahwa pada pengamatan 3 bulan tidak ada perbedaan bennalcna dalam pertumbuhan dan perkembangannya, p > 0,05. Pada pengamatan 6 bulan pertumbuhan tidak didapati perbedaan, perkembangan anak Kejang Demam secara sektoral tampak "gangguan" keterlambatan di beberapa sektor yang mungkin diakibatkan karena gangguan faktor lain, namun secara keseluruhan masih dalam batas normal. Dibandingkan dengan kelompok Demam yang tanpa intervensi terdapat hubungan yang bermakna p < 0,05. Terjadinya kejang demam berulang yang dipengaruhi oleh umur anak, lama kejang pertama, umur pertama kejang pertama serta frekuensi kejang dan didapati hubungan yang bermakna p< 0,05. Angka kejadian epilepsi secara Minis ditemukan sebanyak 4,3 % dari kelompok Kejang Demam. Kesimpulan : Umur saat kejang pertama sangat menentukan terjadinya Kejang Demam berulang dan gangguan perkembangan. Kata Kunci : Tumbuh Kembang, Kejang Demam, Epilepsi.