KAJIAN EFEKTIFITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI PADA PUSAT PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG

Abstract

Pedestrian footbridges at Central Bussiness District are built to solve the conflict between pedestrian and traffic flow that are affect on safety, security, comfortability, and traffic orderliness, so their effectivity need to be reviewed. This research 's aimed to evaluate the effectivity of pedestrian footbridges at Central Bussiness District: Bulu market, Ada supermarket, and Karang Ayu market, and also to recommend the use of crossing facilities at Central Bussiness District in Semarang. This research analyze the suitability and the effectivity of the use of pedestrian footbridges are focused on : traffic volume (TO, pedestrian volume (P), Density (DS), traffic average speed, time headway, pedestrian percentage that are through on the crossing bridges, the comparative of vehicles speed under the pedestrian footbridges and not, and also analyze pedestrian opinion. The effectivity of the use of pedestrian footbridges at Bulu market from pedestrian side is classified low, where the pedestrian who are through on the pedestrian footbridges = 20.1 %, and pedestrian opinion = 2.36 (under the average value), at Ada supermarket bellow in succession the value are : 26.5 %, and 2.28 (under the average value), at Karang Ayu market bellow in succession the value are : 89.1 %, and 2.82 (over the average value), where as from the traffic side at Buhl market = 71 % and at Karang Ayu market = 67 % are classified high enough, and at Ada supermarket = 40 % is classified rather low. The suitability at Buhr market based on PV2 is gotten P = 291 ped/hour, the highest DS = 0.57, the average speed = 12.55 kph, and average time headway = 6.5 second, at Ada supermarket bellow in succession the value are : 268 ped/hour, 0.56, 7.55 kph, and 6 second, at Karang Ayu market bellow in succession the value are : 755 ped/hour, 0.64, 9.07 kph, 7.5 second. So from all of the location are not suitable yet use the crossing bridges. The suitable crossing facilities is pelican with protector , but the recommendation is still using the crossing bridges with consideration of the high trek volume, and vehicle density at peak hours approach 0.75, and also safety ang security factors. The result of the regression and correlation analysis of all of the pedestrian bridges shows that are observed traffic volume are not affect on pedestrian percentage, except Karang Ayu Market on Wednesday. That are affected by safety and securiO7factors, density, and traffic volume, and the high of side friction, security officer, and time to cross the street. Pedestrian footbridges are recommended to install fence as far as 100 metres on the median, government suggestion and law straight, and also treatment and maintenance because of the importance of safety and security factors of pedestrian and traffic, and also efficiency. Keyword : effectiveness, crossing bridges, pedestrian. jembatan penyebetattgail pada pusat perdagangan dibuat untuk mengatasi koiiflik antara pejalan kaki dengan lalu lintas yang berpengaruh bagi: keselamatan, keamanan. kenyamanan dan ketertiban lalu lintas , sehingga perlu ditinjau efektifitasnya. Tujuan penelitian ini adalah menilai tingkat efektifitas penggunaan jembatan penyeberangan pada pusat perdagangan lokasi : pasar Bulu, toko Ada Swalayan, dan pasar Karang Ayu dan memberi rekomendasi penggunaan fasilitas penyeberangan pada puce perdagangan di kota Semarang Penelitian ini menganalisis tentang tingkat kesesuaian dan efektifitas penggunaan jembatan penyeberangan ditinjau dari : volume lalu lintas (V) , volume penyeberang (P), kepadatan (DS), kecepatan rerata lalu lintas, time headway , prosentase penyeberang jalan yang lewat jembatan penyeberangan, perbandingan antara kecepatan kendaraan di bawah jembatan penyeberangan dan pada ruas jalan, dan analisis perilaku penyeberang jalan. Tingkat efektifitas penggunaan jembatan penyeberangan pasar Bulu dari sisi pejalan kaki tergolong rendah dimana penyeberang jalan yang lewat jembatan penyeberangan = 20.1 % dan dari penilaian pejalan kaki = 2.36 (dibawah nilai rerata), lokasi Toko Ada tergolong rendah dimana nilainya berturut-turut : 26.5 %, dan 2 28 (dibawah nilai rerata ), lokasi pasar Karang Ayu tergolong tinggi dimana penyeberang jalan yang lewat jembatan penyeberangan = 89.1 % , dan penilaian responden = 2.82 (diatas nilai rerata), sedangkan dari sisi lalu lintas pasar Bulu = 71 % dan pasar Karang Ayu = 67 % tergolong cukup tinggi dan toko Ada = 40 % tergolong agak rendah. Tingkat kesesuaian penggunaan jembatan penyeberangan di pasar Bulu berdasar : PV2 , DS, kecepatan rerata, time headway diperoleh nilai P=291 orang/jam, DS tertinggi = 0.57, kecepatan rerata = 12.55 km/jam, dan time headway rerata = 6.5 detik, pada lokasi toko Ada berturut-turut nilainya : 268 orang/jam , 0.56, 7.55 km/jam , 6 detik, dan pada pasar Karang Ayu berturut-turut nilainya : 755 orang/jam, 0.64, 9.07 km/jam, dan 7 5 detik, sehingga ketiga lokasi belum sesuai persyaratan dan penyeberangan yang sesuai adalah pelican dengan pelindung, tetapi rekomendasinya tetap digunakan jembatan penyeberangan dengan pertimbangan volume lalu lintas yang tinggi, dan DS kendaraan pada jam sibuk mendekati 0.75, serta faktor keamanan dan keselamatan. Dari hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan pada ketiga lokasi jembatan penyeberangan volume lalu lintas tidak berpengaruh terhadap prosentase penyeberang jalan, kecuali jembatan penyeberangan pasar Karang Ayu hari Rabu. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keamanan dan keselamatan , kepadatan dan volume lab lintas dan hambatan samping yang tinggi, petugas keamanan, serta lamanya waktu menyeberang. Jembatan penyeberangan tetap bisa digunakan dengan pagan pengaman sepanjang 100 meter pada median, anjuran pemerintah dan ketegasan hukum, serta perawatan mengingat pentingnya faktor keamanan dan keselamatan (safety) pejalan kaki dan lalu lintas , serta efisiensi. Kata kunci : efektifitas, jembatan penyeberangan, pejalan kaki.