POTENSI KERJASAMA REGIONAL RIAU BAGIAN SELATAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN WILAYAH (KABUPATEN INDRAGIRI HULU-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KABUPATEN PELALAWAN-KABUPATEN KUANSINGINGI)

SUMIARTA, AGUS (2004) POTENSI KERJASAMA REGIONAL RIAU BAGIAN SELATAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN WILAYAH (KABUPATEN INDRAGIRI HULU-KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KABUPATEN PELALAWAN-KABUPATEN KUANSINGINGI). Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
5Mb

Abstract

Pemberlakuan otonomi daerah telah membuka kesempatan kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri. Daerah diberi peluang untuk lebih proaktif, kreatif, dan inovatif dalam mengelola dan mengekspresikan potensi daerah dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Namun di sisi lain, pelaksanaan otonomi daerah menghadapi kendala sehubungan dengan kemampuan daerah yang terbatas dan adanya perbedaan potensi dan transformasi budaya perencanaan. Hal itu dapat menyebabkan daerah terjebak dalam egoisme lokal karena masing-masing daerah hanya memikirkan ruang lingkup daerahnya sendiri. Selanjutnya hal itu akan memicu timbulnya konflik antar daerah. Salah satu bentuk perwujudan dari otonomi daerah adalah pemekaran wilayah di Riau Bagian Selatan. Konsekuensi pemekaran yaitu terpisahnya wilayah tersebut secara administratif menjadi empat kabupaten, yaitu Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hflir, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Kuantan Singingi. Namun pada kenyataannya, masih terdapat keterkaitan yang erat antar kabupaten tersebut, baik keterkaitan fungsional sebagai bagian dari koridor Kawasan Andalan Rengat-Kuala Enok maupun keterkaitan budaya dan historis karena dulunya merupakan satu kesatuan wilayah administratif (kecuali Kabupaten Pelalawan) dan kedekatan geografis. Kondisi tersebut di atas menciptakan suatu interaksi yang kuat antara keempat kabupaten, yang selanjutnya diperkuat dengan adanya Kesepakatan Bersama keempat kabupaten tersebut dalam mengatur pembangunan lintas kabupaten pada tanggal 14 Desember 2002. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dikembangkan suatu konsep regionalisasi sebagai platform atau wadah komunikasi, kerjasama dan koordinasi antar daerah berdasarkan kesamaan kepentingan, budaya dan ekonomi yang saling menunjang. Hal ini dapat diimplementasikan dalam kerjasama 4 (empat) kabupaten. Esensi kerjasama sebagai salah satu proses regionalisasi adalah bagaimana daerah berusaha untuk mensinergikan potensi yang dimiliki. Adanya kerjasama antar daerah ini diharapkan dapat mensinergikan berbagai potensi daerah secara bersama dan menghilangkan persaingan antar daerah, guna memperkuat ekonomi wilayah Riau Bagian Selatan. Dalam rangka mewujudkan kerjasama tersebut, maka dilakukan kajian tentang potensi kerjasama antar daerah di Riau Bagian Selatan sebagai perwujudan konsep regionalisasi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah dengan menentukan sektor yang strategis untuk dikerjasamakan sekaligus alternatif bentuk kerjasama pada sektor tersebut, dalam kerangka konsep regionalisasi. Dalam penelitian ini dihasilkan sektor yang paling strategis untuk dikerjasamakan di wilayah Riau Bagian Selatan adalah sektor transportasi. Hal tersebut didasari pertimbangan bahwa dalam aksesibilitas antar kabupaten masih relatif rendah, menunjang keterkaitad aktivitas industri dengan pemanfaatan sumber daya lokal berupa komoditi pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, dan karet, yang telah terjalin kuat, serta membuka daerah-daerah yang masih terisolasi. Adapun bentuk kerjasama yang diusulkan adalah berupa pembentukan lembaga bersama yang merupakan kolaborasi dari stakeholders terkait.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:12008
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:27 May 2010 12:07
Last Modified:27 May 2010 12:07

Repository Staff Only: item control page