SUMARTONO, ANTON (2002) KAJIAN KORIDOR PANDANARAN SEBAGAI LINKAGE KOTA DI SEMARANG. Masters thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO .
| PDF - Published Version 3912Kb |
Abstract
ABSTRACT A city consists of many fragment which are interrelated. Those fragment show the interrelation between parts of the city and also have function as a guide Travelling directory and as the introductioty of the city condition for people who are travelling through in the city or those who domiciled in a certain location in the city. The physical constraction of the city is often concidered as the " container " for activities carried out by the residents, so that nature improvement take place without planning According Prof Eko Budihado that phenomena can be seen from the appearance of fragmentalism building which architecture art is known as the concequense of the architecs competetion in creating monuments for them self without caring the invorenment or the area surrondings as what happens in Pandanaran Corridor in Semarang city. Pandanaran corridor related Simpang Lima areas Central Bussines District and Tugu Muda area as a historyc area in Semarang city. Pandanaran corridor in the era of 1960 was known as Elite Settlement while now the condition has changed a lot in accordance with time development (from the economic as well as socio — cultural perpective ). Based on that condition, Pandanaran corridor is a very interested to be choosen as the research location to investigate the degree of Linkage depth on Pandanaran. Linkage theory with its parameters needed so the result of analysis is ; Visual Linkage; Pandanaran corridor is actually Visual Linkage with the Corridor pattern and Side pattern that function to unite the two nodes, to Simpang Lima node and Tugu Muda node. Structural Linkage ; with the function to unite the two nodes, Simpang Lima and Tugu Muria node with the "Netral" pattern Collective Linkage ; as the form, corridor with linear pattern, Pandanaran corridor have a Megaform as the same in collective linkage From Kiai Saleh section until Tugu Muda area have a good spce to change a Place, its also have a deep linkage. ABSTRAKSI Kota terdiri dari banyak fragmen yang saling berhubungan. Fragmen-fivgmen tersebut menunjukkan saling berhubungan antar bagian wilayah atau kawasan kota, yang juga dapat berfungsi sebagai panduan perjalanan dan/atau pengenalan kondisi kota bagi orang yang sedang melakukan perjalanan atau berdiam di lokasi tertentu di dalam kota. Perwujudan fisik kota sering dianggap sebagai "wadah" saja, untuk aktivitas yang dilakukan oleh penduduk, sehingga sering terjadi suatu perkembangan alami dan tanpa direncanakan. Menurut Prof. Eko Budihardjo, hal tersebut bisa diamati dengan munculnya bangunan-bangunan fragmentalisme yang dalam karya arsitektur dipahami sebagai akibat atas berlombanya para arsitek menciptakan monumen untuk dirinya sendiri, tanpa memperdulikan lingkungan maupun kawasan sekitarnya termasuk yang terjadi pada Koridor Jalan Pandanaran kota Semarang. Koridor Pandanaran merupakan penghubung antara Simpang Lima sebagai Pusat Bisnis (Central Business District) sedangkan Kawasan Tugu Muda merupakan Pusat Budaya (Historic Area) yang ada di kota Semarang. Kawasan Koridor Jalan Pandanaran pada era Tahun 1960-an semula dikenal sebagai daerah permukiman elite, sedangkan kondisi sekarang dengan adanya perkembangan waktu (baik dari sisi ekonomi maupun sosial dan budaya) sangat berubah. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka Koridor Jalan Pandanaran layak dan menarik untuk dipilih sebagai lokasi penelitian dalam rangka mengkaji derajat kedalaman LINKAGE yang ada pada Koridor Pandanaran tersebut. Dengan mendasari pada teori Linkage beserta parameter yang diperlukan, maka basil analisis yang yang didapat sebagai berikut : Linkage Visual : Koridor Pandanaran merupakan Linkage Visual dengan pola Koridor dan Sisi sedang Linkage yang paling kuat terjadi pada penggal J1. Kiai Saleh sampai dengan Tugu Muda dengan pola memfokuskan pada node Simpang Lima. Linkage Struktural : Fungsi koridor Pandanaran sebagai penggabungan dari 2 (dua) node Simpang Lima dan Tugu Muda dengan pola netral. Linkage Kolektif : Dan bentuk kawasan yang berupa koridor dengan pola liniaer, maka untuk linkage kolektif koridor Pandanaran merupakan bentuk Mega ( Megaform ) Kesan meruang yang paling kuat terjadi pada penggal antara jl. Kiai. Saleh dan Tugu Muda, demikian juga derajat kedalaman linkage nya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture |
ID Code: | 11998 |
Deposited By: | Ms upt perpus3 |
Deposited On: | 27 May 2010 11:44 |
Last Modified: | 27 May 2010 11:44 |
Repository Staff Only: item control page