YUWONO, LUKITO (2004) TANGGUNG JAWAB DOKTER TERHA DAP TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN BEDAH PLASTIK BERDASAR PADA INFORM CONSENT. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2344Kb |
Abstract
Professional relationship that happens between a doctor and a patient in dealing with an effort to get the patient's recovery and treatment is called therapeutic agreement. In plastic surgery, usually doctor is trying to get a better result for their patient. The purpose of the plastic surgery research is to find out the doctor's responsibility to the patient and to solve problem if there is a protest and also the doctor's reaction in doing medical treatment to the patient. The method that is used in this research is empirical jurisdiction approach which is analyzed qualitatively by using interpretation method. The result of this study shows that because the patient's vagueness in receiving information that have been given by the doctor so that after the medical treatment has done by the doctor made the patient asking the wrong responsibility to the doctor. So the doctor who take care that patient can be asked to responsible to the medical treatment that has done if the patient got loss. However the fixation whether the doctor is guilt or not need to be proved. Peristiwa terjadinya hubungan professional antara dokter dan pasien yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kesembuhan bagi pasien untuk memperoleh pengobatan bagi pasien dikenal dengan perjanjian terapeutik. Pada bedah plastik, umumnya dokter akan berusaha semampunya mendapatkan basil yang memuaskan untuk pasiennya Tujuan penelitian pada bedah plastik adalah untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab dokter terhadap pasien dan cam penyelesaian apabila terjadi gugatan dari pasien serta sikap dokter dalam melakukan tindakan medis pada pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis empire's yang selanjutnya dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode interpretasi atau penafsiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karena kekurangjelasan pasien dalam menerima informasi yang diberikan oleh dokter sehingga setelah tindakan medik dilakukan oleh dokter maka pasien salah meminta pertanggungjawaban dari dokter. Dengan demikian dokter yang menangani pasien tersebut memang dapat dimintakan pertanggungjawabannya atas tindakan medik yang dilakukan jika ternyata pasien mengalami kerugian. Akan tetapi penentuan bersalah atau tidaknya dokter perlu adanya pembuktian.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 11976 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 27 May 2010 10:56 |
Last Modified: | 27 May 2010 10:56 |
Repository Staff Only: item control page