FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHUNI RUSUN UNTUK MEMILIH TETAP TINGGAL (STUDI KASUS : BANDAR KEMAYORAN, JAKARTA)

BUDIHARTATI, SITI (2000) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHUNI RUSUN UNTUK MEMILIH TETAP TINGGAL (STUDI KASUS : BANDAR KEMAYORAN, JAKARTA). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
5Mb

Abstract

The impact of the urbanization's phenomena is often occurred in the developing countries, it emerges the slums and squatter settlements, it also happened in Jakarta, which occupied the state lands around Bandar Kemayoran illegally. Because of the removing of the flight activity from Kemayoran Airport Jakarta to Soekarno Hotta Airport at Cengkareng, so the land ex- the airport made use by the government to develop a new town named Bandar Kemayoran. The momentum its development also made use by the government to renewal the slums and squatters that emerge around that place through the development of storey housing. The locations of the renewal area are at the north and south, covered total area th 42 ha and occupied by th 4.902 families. The storey housings development have been implemented in two phases, and now the third phase of the development storey housing have been being constructed There is a phenomena that some dwellers who have owned the right of the storey housing , some of them sold or rent it before or after occupying it. Beside that, there are some of the houses left empty by the owners. The factors that consider over determining the decision of the house location, they cover some aspects such as social, housing, community, location and physics. The dwellers who came from the renewal's location have different social-economic background. For some dwellers who have the connection with those factors they decide to stay, not to move to other places, whilst who do not have, they tend to move or to sell their house. Considering those phenomenal the formulation of that problem is : What kind of factors which influence towards the storey housing' dwellers that came from the renewal area at Bandar Kemayoran decide to stay. Refer to those problems, the aim of this study is to know "the factors that influence towards the storey housing's dwellers that decide to stay", look at the aspects of social-economy, spatial and physical building of the storey housing' dwellers that came from renewal area; and its area is the storey housing which occupied by them. The implementation of this research used the explanatory survey method, where the samples were stratified random using questionaire toward those dwellers. The analysis methods used both quantitative and qualitative. The technique quantitative analysis used descriptive, cluster, discriminant, and canonical correlation. The result of the research shows that changing of dwellers are occurred mostly at 18 type and the second floor of all type houses, whilst the empty houses because of a bad quality of the building. The social —economy characteristic of the dwellers came from the renewal area who have household's expenditure between 500 thousands until 1 million rupiahs, and the level welfare included lower middle. The distance from the storey housing area to the working place is in the 10 km radius, and take the time less than 45 minutes, and the transport cost less than Rp. 1500; and the level of the accessibility are varieties. The physical building characteristic is counted based on the wide of the house per person, it showed that the condition of 36 and 42 types are still remain the same as the early occupied between 7 — 9 sq. meter per person. At the 21 type the occupation changed more densely, and at the 18 type became most densely. The dwellers decision not to remove 55.3 %, tend to rent 21.3 %, and the rest tend to sell or to heir. The social economy of the dwellers characteristic who decide to stay between lower and middle level; close to the working place; and occupied a wider house. The analysis result shows that the factors which influence to the storey housing's dwellers decide to stay are the income of the head of the household and the type of the house. It means if the head of the household had the enough income to earn living at the storey housing; and they occupied wider house which each house furnished with bathroom and kitchen, so that they would like to stay. Based on the conclusion of this research, so the recommendations are the development of the storey housing which developed in urban renewal program it should have an appropriate design and furnished with bathroom and kitchen at every single house; a better building quality, and should be given the dwellers some chances to do the economic activity at the storey housing area as the ability of the dwellers. Fenomena dampak urbanisasi yang terjadi di negara berkembang berupa timbulnya permukiman kumuh (slums) dan permukiman liar (squatter settlements), juga terjadi di kota Jakarta, yaitu dengan ditempatinya tanah-tanah negara di sekitar Bandara Kemayoran secara illegal. Momentum pembangunan "Kota Baru Bandar Kemayoran" yang dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan lahan bekas Bandara Kemayoran, karena telah dipindahkannya semua kegiatan penerbangan dari Bandara Kemayoran Jakarta ke Bandara Internasional Sukarno-Hatta di Cengkareng digunakan oleh pemerintah untuk menata kawasan kumuh yang berada di sekitar bekas Bandara Kemayoran, melalui kegiatan peremajaan kota dengan pembangunan rumah susun. Kawasan yang diremajakan terletak di sebelah utara dan selatan dengan luas keseluruhan t 42 Ha dan dihuni oleh 1. 4.902 Kepala Keluarga. Pembangunan rusun telah dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, dan saat ini sedang dilaksanakan pembangunan rusun tahap 111. Fenomena yang terjadi ternyata sejumlah penduduk yang memperoleh hak pemilikan rumah susun, telah menjual man mengontrakkan rumahnya, yang dilakukan sebelum penempatan rumah ataupun sesudahnya. Selain itu juga terlihat adanya sejumlah rumah yang ditinggalkan dalam keadaan kosong. Dalam menentukan keputusan lokasi rumah/tempat tinggal, faktor-faktor yang dipertimbangkan terdiri dari aspek sosial, aspek perumahan, aspek komunitas, serta aspek lokasi dan fisik. Penduduk yang berasal dari lokasi peremajaan memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Bagi penghuni rusun yang memilih tetap tinggal, tentunya memiliki keterkaitan dengan salah sans falaor pertimbangan tempat tinggal tersebut; sedangkan yang tidak memiliki keterkaitan, tentu akan memilih pindah. Dengan demikian rumusan masalahnya adalah : Faldor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap penghuni rusun yang berasal dart kawasan peremajaan di Bandar Kemayoran untuk memillh tetap tinggal. Bertolak dari hal tersebut di was, studi ini bertujuan untuk mengetahui "Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penghuni rusun untuk memilih tetap tinggal" dengan melihat pada aspek sosial ekonomi, spasial dan fisik hunian dari penghuni rusun eke peremajaan; dan berlokasi pada rusun yang dihuni oleh penduduk yang diremajakan melalui kepemilikan rumah. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei "explanatory" dengan pengambilan sampel menggunakan kuesioner secara stratified random sampling terhadap penghuni rusun yang berasal dari peremajaan; serta metode analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Adapun teknik analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis des/triply; analisis cluster, analisis diskriminan dan analisis korelasi kanonik Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan penghuni banyak terjadi pada unit rusun tipe 18 dan terletak di lantai 2 pada semua tipe rusun, sedangkan unit rusun yang kosong terjadi akibat kualitas bangunan yang bung Karakteristik sosial ekonomi penghuni rusun yang berasal dari peremajaan yaitu dengan pengeluaran rumah tangga berkisar antara 500 ribu-1 juta dan tingkat kesejahteraannya termasuk menengah kebawah. Jarak dari rusun ke tempat kerja adalah dalam radius 10 km, dengan waktu tempuh kurang dari 45 menit dan biaya transport kurang dari Rp 1.500; sedangkan tingkat aksessibilitasnya bervartasi. Karakteristik fisik bunion yang dihitung berdasarkan luas hunian/fiwa menunjukkan bahwa pada tipe 36 dan 42 masih sesuai dengan kondisi awal penempatan rusun yaitu antara 7-9 m2/jiwa, pada tipe 21 sudah agak padat dan pada tipe 18 sudah sangat padat. Pilihan penghuni terhadap tempat tinggalnya adalah tidak pindah sebesar 55,3%, berniat mengontrakkan rumah sebesar 21,3%, dan sisanya berniat menjual ataupun mewariskan. Karakteristik penghuni yang memilih tidak pindah adalah kondisi sosial ekonominya rendah dan menengah, lokasi kerja dekat dari rumah dan menempati rumah yang cukup luas. Setelah dilakukan analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penghuni rusun untuk memilih tetap tinggal adalah penghasilan kepala keluarga dan tipe rumah; yang berarti apabila kepala keluarga memiliki penghasilan yang memadai untuk memenuhi biaya hidup di rusun, serta ukuran rumah cukup luas yang dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dan dapur, maka penghuni tersebut akan memilih tetap tinggal. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah pembangunan rumah susun yang dilaksanakan dalam rangka peremajaan kota sebaiknya didesain dengan ukuran yang memadai, disediakan fasilitas kamar mandi dan dapur di masing-masing unit rumah; kualitas bangunan yang baik, serta pemberian kesempatan kepada penduduk untuk melakukan aktivitas ekonomi di kawasan rusun sesuai dengan kemampuan penduduk yang bersangkutan.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:11888
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 May 2010 15:55
Last Modified:26 May 2010 15:55

Repository Staff Only: item control page