Rubiatno, Djodi (2002) PERUBAHAN EKSPRESI ARSITEKTUR DALEM SASONOMUL YO DI BALUWARTI KRATON_ SURAKARTA. Masters thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO .
| PDF - Published Version 4Mb |
Abstract
ABSTRAKSI Pandangan hidup Kejawen memberikan tuntunan hidup pada manusia agar da¬pat hidup selamat dan sejahtera di dunia sampai akherat. Pandangan hidup ini meru¬pakan sinkretisasi antara kultur dan religi ash Jawa, Hindu atau Budda atau keduanya dan Islam, serta menjadi faktor pengaruh paling besar pada pembuatan Rumah Jawa. Menurut pandangan hidup Kejawen, Rumah Jawa adalah sama seperti alam semesta atau jagat, tempat tinggal sekaligus tempat hidup manusia. Agar manusia dapat hidup selamat dan sejahtera, maka kehidupannya harus selaras dengan alam semesta dengan , . cara menjadikan rumah tinggalnya sebagai wujud kecil (mikrokosmos) dart alam se mesta. Ruang / bangunan, bentuk dan tatanan rumah dibuat sesuai dengan tatanan sosial masyarakatnya yang hirarkis piramidal, menurut kebutuhan upacara ritual pada waktu-waktu tertentu serta kebutuhan berkegiatan sehari-hari. Kraton Surakarta adalah Rumah Jawa yang dibuat dengan ketentuan khusus yang rumit karena diperuntukkan bagi seorang raja, karena tuntutan kebutuhan ruang bangunan yang kompleks pula. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kraton ter¬sebut, Dalem Sasonomulyo semula adalah Dalem Ngabean yang kemudian dialih¬fungsikan menjadi sasono pahargyan / Sasonomlyo, salahsatu di antara dalem-dalem bangsawan pejabat tinggi Kraton Surakarta. Puncak perkembangan fisik yang terjadi antara tahun 1893 — 1945 pada Kraton Surakarta (termasuk Dalem Sasonomulyo Ngabean) sebagian dipengaruhi oleh adanya akulturisasi budaya asing ke dalam kehi¬dupan budaya kraton dimaksud, sehingga terjadi morphologi bangunan yang memun¬culkan perubahan ekspresi arsitektur bangunan khususnya pada dalem tersebut. ABSTRACT Javanese philosophy of life gives a guidance to people in order to make their life safe and prosper in the earth and heaven. The philosophy of life is a syncretism between the original culture and Javanese religion, Hindu or Budha or both and Islam also becomes the major factor for making Javanese housing. According to the Javanese philosophy of life, Javanese housing is similar to the uni¬verse or the world, a place to stay and also to live for human being. In order to make people can live safe and prosper, their life should be in accordance with the universe by making their houses as a little shape (micro cosmos) of the universe. Room or building, shape and lay out of housing are designed based on the society which is a piramidal hierarchy, according to the ritual ceremony in contain times and also daily activity needed. Kraton Surakarta is a Javanese housing that are made with sophisticated determination because it is allocated for a King and also used by consideration of complex building necessity. As an unseparated part from the kraton (palace), Dalem SCIS0770171111y0 once was Dalem Ngabean (Prince Hangabei House), one of among houses for Kingdom's high nobility and then it is made into different function as a Sasonotnulyo (ritual ceremony place). The climax of physical development that happened in 1893 — 1945 influenced by the existence of an aculturation of foreign culture into cultural palace life. Then, the building morphology appears the charging of expression of architectural building especially for the a'alem.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Architecture |
ID Code: | 11805 |
Deposited By: | Ms upt perpus3 |
Deposited On: | 26 May 2010 13:22 |
Last Modified: | 26 May 2010 13:22 |
Repository Staff Only: item control page