KAMAN ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL TRADISONAL MINANGKABAU NAGARI PANYALAIAN KABUPATEN TANAH DATAR

Abstract

ABSTRAK Rumah tinggal tradisional masyarakat Minangkabau yang lebih dficenal dengan sebutan rumah gadang, merupacan wujud nyata dari kebudayaan masyarakat Minangkabau. Sebagai rumah yang penuh dengan ungkapan, bentukan arsitektur tradisional Minangkabau ini juga mengungkapkan sistem kemasyarakatan yang dianumya, apakah termasuk sistem Bodi Caniago atau Koto Piliang, dua sistem kemasyarakatan yang terdapat di Minangkabau. Sebagai masyarakat yang hidup dengan sistem pemerintahan yang demokratis, bentuk arsitektur tradisionalnya juga menunjukkan keterbukaan masyarakatnya dengan menempatkan pintu utama pada fasade bangunan rumah tinggal tradisionalnya, namun pada rumah tinggal tradisional masyarakat nagari Panyalaian yang juga menggunakan sistem pemerintahan yang demokratis terjadi perubahan yang sangat mendasar, yaitu meniadakan pintu utama pada fasade bangunan. Untuk mendapatkan gambaran secara mendalam tentang apa saja perubahan yang terjadi pada bentukan nunah tinggal tradisional di nagari Panyalaian ini dan melihat setiap faktor yang menjadi latar belakang terjadinya perubahan, penelitian ini menggunakan metode fenomenologis dengan pendekatan studi kasus dan studi morfologi. Penelitian dilakukan pada seluruh rumah tinggal tradisional yang ada di nagari Panyalaian ini dengan melihat sistem kemasyarakatan, sistem religi dan perjalanan sejarah serta lokasi nagari ini, guna mendapatkan hasil yang benar-benar dapat menunjukkan tipologi arsitektur tradisional nagari Panyalaian, sehingga diketahui elemen-elemen apa saja yang berubah dan apa penyebab perubahan ini Dan penelitian ini terungkap bahwa bentuk rumah tinggal tradisional nagari Panyalaian pada dasarnya merupakan penggabungan dari bentuk nunah tinggal tradisional Bodi Caniago dan Koto Piliang sebagai akibat dari posisi nagari yang terletak di wilayah transisi antara wilayah Tanah Datar dengan Agam dan penempatan pintu utama di belakang bangunan merupakan pengaruh dari sistem religi, strategi peperangan dan suatu bentuk penentangan terhadap penjajahan Belanda. ABSTRACT The traditional 21/1inangkabau's house known as `rutnah gadang' is reflection of their cultures, full with symbolic values rightfully proud expresed in their aphorism. Traditional houses of minangkabau as an expression of their culture also expressed the society system of minangkabau's culture; the Bodi Chaniago system or Koto Pilliang system, the two society system of minangkabau's culture. As a democratic society the traditional minangkabau house directly show the extrovert character of their society which put their entrance door at the façade of their traditional house, but the unique phenomena found in Nagar' Panyalaian; a democratic society but basicly change their traditional houses which eliminate their front door. In accordance to get in depth with the culture and the change of the traditional house of Panyalaian and examine every factors which contribute the change, this research use the phenomenologist method with case study and morphology approach. The research include all the traditional houses in Nagari Panyalaian, and especially making attention in the society system, religion and historical background in order to get the tipology of traditional Panyalaian houses, and then found the elements that had changed, and the reason behind it as a final result. This research found that traditional Panyalaian houses basicly are a union between traditional Bodi Chaniago house and traditional Koto Piliang house as consequences of the location which laid in transision area between Tanah Datar region and Agam region and the placing of entrance door at the rear of house is influenced by religion system, war strategy effect and as a symbol opposition to the Dutch colonialism.