PELAKSANAAN PERJANJIAN PENTITIPAN ANAK SEBAGAI WUJUD DARI ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN

Abstract

The depositing of the child will happen if someone receives a child from another person and that he/she will take care of the child, get wages on the job, and return the child in the previous condition. A man, who deposited a child, has the duty of paying wages as repayment of services to take care of and return the child on the decided time in the agreement. The receivers of the child have the duty of taking care of the deposited child with the same purpose as he/she takes care of their own child. The agreement of the depositing of the child is an implementation of the base of contract freedom, which is followed by the 3rdBook KUH Perdata. In fact, the terms about amount of wages, which should be paid by parents who deposit their child as repayment of services to take care of the child, is the standard term, or it can not be offered anymore. By the existence of the term, it can be said that the form of contract freedom in the agreement performance of depositing of the child is shortly construed. The receivers of the child face many problems, i.e.: if the child is not well, so naughty, often cries, difficult to do adaptation, want to be continually carried, and if the parents are late to pick or take their child back. To solve the problem, formerly, the receivers of the child try to calm the child down, but if the child can not be calm, the receiver will call his/her parents come to calm the child down, morever to take the child back. If the receiver forgets to fulfill the duty or because of his/her carelessness, the child could have an accident or suffer, the receiver should have a responsible for the action. Implementation of his responsible is by treating and taking care of the child. Penitipan anak terjadi apabila seseorang menerima seorang anak dari orang lain, dengan syarat bahwa is akan mengasuhnya dan menerima upah atas pekerjaan itu serta mengembalikannya dalam keadaan semula. Pihak yang menitipkan anak mempunyai kewajiban untuk membayar upah sebagai imbalan atas jasa untuk mengasuh anak dan mengambil kembali anak tersebut pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian. Pihak penerima titipan mempunyai kewajiban untuk mengasuh anak yang dititipkan tersebut dengan minat yang sama seperti is mengasuh anaknya sendiri. Perjanjian penitipan anak merupakan wujud dari asas kebebasan berkontrak yang dianut oleh Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam praktelcnya, ketentuan mengenai besarnya upah yang harus dibayar oleh para orang tua yang menitipkan anak sebagai imbalan atas jasa untuk mengasuh anak tersebut merupakan ketentuan yang sudah baku, artinya tidak dapat ditawar lagi. Dengan adanya ketentuan yang sudah baku ini, maka dapat dikatakan bahwa bentuk kebebasan berkontrak dalam pelaksanaan perjanjian penitipan anak diartikan secara sempit. Kendala yang dihadapi oleh pihak penerima titipan antara lain jika anak tersebut dalam keadaan sakit, terlalu nakal, menangis terus, sulit untuk menyesuaikan dirt, minta digendong terus serta jika ada orang tua yang terlambat untuk menjemput atau mengambil kembali anaknya. Untuk mengatasi kendala itu, penerima titipan lebih dulu berusaha untuk menenangkan anak itu tapi jika anak itu tidak bisa diam, maka penerima titipan akan menghubungi orang tuanya supaya datang untuk mendiamkan anak itu atau bahkan untuk mengambil kembali anaknya. Jika pihak penerima titipan lalai untuk memenuhi kewajibannya atau wanprestasi, terlebih jika karena kelalaiannya anak itu mengalami kecelakaan atau menderita sakit, maka penerima titipan harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Wujud dan tanggung jawab yang diberikan oleh penerima titipan adalah dengan mengobati dan merawat anak tersebut.