ANALISIS KINERJA OPERASIONAL LAJUR PENDAKIAN PADA JALAN TOL SEKSI A SEMARANG (STUDI KASUS PADA STA 5+450-6+050)

WAHAB, ABDUL (2004) ANALISIS KINERJA OPERASIONAL LAJUR PENDAKIAN PADA JALAN TOL SEKSI A SEMARANG (STUDI KASUS PADA STA 5+450-6+050). Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
1806Kb

Abstract

Toll-road is one the transportation infrastructure that is used to overcome the transportation problem in Semarang. Semarang toll-road is the only toll-road network exist in Semarang and become part of the whole road network to decrease the traffic jam in Semarang. Krapyak-Jatingaleh and Jatingaleh-Srondol toll-road link still have steep slope that is not suitable condition for a toll-road link. There is a 7.89% slope between STA 5+450 and STA 6+050. This research is conducted to study the characteristic oleh traffic flow at the toll- road link between STA 5+450 and STA 6+050 and explain its influence to speed and volume. This research is also conducted to evaluate the operational performance of toll- road link between STA 5+450 and STA 6+050. 152 of Light Vehicles prefer using special climbing lane to ordinary climbing lane, 242 of 2 axles trucks prefer using special climbing lane to ordinary climbing lane, 162 of >2 axles trucks prefer using special climbing lane to ordinary climbing lane, and 4 of limes prefer using special climbing lane to ordinary climbing lane. Light vehicles suffer the lowest speed decreasing compared to other vehicles. In the other hand, >2 axles trucks suffer the highest speed decreasing compared to other vehicles. Light vehicles suffer 0,53 km/hour speed decreasing in the middle of the climbing lane and 1,24 km/hour speed decreasing at the top of the climbing lane. 2 axles trucks suffer 2,88 km/hour speed decreasing in the middle of the climbing lane and 11,3 km/hour at the top of the climbing lane. >2 axles trucks suffer 2,03 km/hour speed decreasing in the middle of the climbing lane and 13,45 km/hour speed decreasing at the top of the climbing lane. Buses suffer 0,07 km/hour speed decreasing in the middle of the climbing lane and 3,97 km/hour speed decreasing at the top od the climbing lane. It shows that speed reduction at the top of the special ascending lane is below 10 miles/hour or ±15 km/hour. It can be concluded that the operational performance of the special ascending lane on section A toll-road at Sta 5+450 — 6+050 is good. Salah satu prasarana transportasi darat untuk mengatasi tingginya mobilitas masyarakat Kota Semarang adalah dengan adanya pembangunan jaringan jalan tol. Jalan Tol Semarang adalah saki-satunya jaringan jalan tol yang herada di Semarang yang merupakan bagian dari jaringan jalan umum yang dibuat dengan maksud untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Semarang. Kondisi ruas Krapyalc-Jatingaleh sampai ruas Jatingaleh-Srondol masih dijumpai adanya tanjakan yang kurang memenuhi syarat. Seperti tanjakan yang terlalu panjang (melampaui panjang landai kritis), yaitu pada STA 5+450 - 6+050 (Kiri) terdapat kelandaian 7,89% sepanjang 600 meter. Menurut Standar Perencanaan Geometrik Jalan untuk jalan tol hal ini tidal( memenuhi syarat kelandaian maksimum serta panjang kritisnya terlampaui. Penelitian ini meneliti karakteristik arus lalu—lintas pada suatu tanjakan pada jalan tol seksi A Krapyak-Jatingaleh Sta 5+450 s/d 6+050 dan menjelaskan pengaruhnya terhadap kecepatan dan volume pada was jalan tersehut serta mengevaluasi kinerja operasional lajur tanjakan pada jalan tol seksi A Krapyak—Jatingaleh Sta 5+450 s/d 6+050 Untuk Kendaraan ringan, yang melewati lajur pendakian khusus sebesar 152 kendaraan. Untuk kendaraan Truk dengan konfigurasi 2 as, yang melewati lajur pendakian khusus sebesar 242 kendaraan. Untuk kendaraan truk dengan konfigurasi lebih dari 2 as, yang melewati lajur pendakian khusus sebesar 162 kendaraan. Untuk kendaraan bus, yang melewati lajur pendakian khusus sebesar 4 kendaraan. Kendaraan ringan mengalami penurunan kecepatan yang paling kecil dibandingkan dengan jenis kendaraan yang lain, sedangkan trek dengan konfigurasi lebih dari 2 as mengalami pengaruh penurunan kecepatan yang paling hesar diantara jenis kendaraan lainnya. Kendaraan ringan mengalami penurunan kecepatan sebesar 0,53 km/jam saatudi tengah lajur pendakian dan 1,24„lcm/jam saat di puncak pendakian. Truk 2 as mengalami penurunan kecepatan sebesar 2,88 km/jam saat di tengah lajur pendakian dan 11,3 km/jam saat di puncak pendakian. Truk > 2 as mengalami penurunan kecepatan sebesar 2,03 km/jam saat di tengah lajur pendakian dan 13,45 km/jam saat di puncak pendakian. Bus mengalami penurunan kecepatan sebesar 0,07 km/jam saat di tengah lajur pendakian dan 3,97 km/jam saat di puncak pendakian. Hal diatas menunjukkan bahwa penurunan kecepatan kendaraan di puncak pendakian masih di bawah 10 mil/jam atau ±15 km/jam sehingga dapat disimpulkan kinerja operasional dari lajur pendakian Sta 5+450 — 6+050 jalan tol seksi A masih dalam kondisi baik.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Civil Engineering
ID Code:11689
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:25 May 2010 19:34
Last Modified:25 May 2010 19:34

Repository Staff Only: item control page