PURWANTORO, AGUS BUDI (2005) KAJIAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM TRAYEK BLORA - BOGOREJO - CEPU DI KABUPATEN BLORA. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2816Kb |
Abstract
Population of Kabupaten of Blora for the 2003 is 836.008 people, with growth rate is 0,97%. The population at 2003 is 454 people / km2, with densest area is Kecamatan Cepu that is 1,504 person / km2. The crowded of Cepu city is related with its high activities in oil and gas refineries, education, management of teak wood, center of teak wood handicraft, and as an entrance and departure to Central Java and East Java. Blora-Bogorejo-Cepu route as research areas has a linear route from Blora to Cepu with a transit in Bogorejo. Deviation of section of 7.5 km / 33.3 km (22,5%) higher than any other bus section in Kabupaten Blora. This condition is guessed as the cause that a lot of driver (operator) didn't have any desire to make services at Jepon to Bogorejo route. For transportation to bogorejo, often an illegal armada is used. If looked from operational aspect, financial aspect and demand aspect is still not well, especially at Jepon-Bogorejo route, so that improvement efforts is needed to improve services. There are three alternatives that can be used to improve transport services at Blora-Bogorejo-Cepu route, those are: by dividing that route into Blora-Jepon¬Cepu route and Blora-Jepon-Bogorejo route. Another way is by dividing Blora¬Bogorejo-Cepu into Blora-Jepon-Cepu and Jepon-Bogorejo route. The third way is by dividing Blora-Bogorejo-Cepu route into Blora-Jepon-Bogorejo and Jepon-Cepu route. After evaluation of these three ways of improving transportation services on Blom-Bogorejo-Cepu Route, the best ways is the first option that is dividing the Route unto Blora-Jepon-Cepu route and Blora-Jepon-Bogorejo. Effort to improve the services by using the way is more profitable than any other services at the moment. Looking at the financial aspect, the profit /day of a transportation unit is Rp 22,500. -, Higher than services of today that only predicted had a loses for more than Rp 18.100 / day. Meanwhile at Blora- Jepon-Bogorejo route, at peak load at first only 113% became 96%, at first headway is 126 minutes became 7.5 minutes. Frequency of before is 1 car per 2 hours, became 8 bus per hours, and ready to used armada increased from 26.67% became 60%, and waiting time for all passengers is shorter from 62 minutes became 3.75 minutes. Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2003 sebanyak 836.008 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 0,97% selama enam tahun terakhir. Kepadatan penduduk pada tahun 2003 sebesar 454 jiwa per km2, dengan wilayah temadat penduduknya adalah Kecamatan Cepu yang mencapai tingkat kepadatan 1,504 jiwa per km2. Padatnya Kota Cepu berkaitan erat dengan tingginya aktivitas dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi, pendidikan, perdagangan, pengelolaan hutan jati, serta kerajinan dari kayu jati dan sebagai pintu masuk dan keluar pedalanan dua daerah yaitu Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Jawa Tengah. Trayek Blora-Bogorejo-Cepu sebagai daerah penelitian mempunyai bentuk rute tinier dad Blora ke Cepu dengan penyimpangan ke Bogorejo. Penyimpangan (deviasi) trayek sebesar 7,5 km per 33,3 kin (22,5%) terbesar diantard trayek-trayek angkutan pedesaan di Kabupaten Blora. Kondisi ini disinyalir sebagai penyebab kecngganan pengemtali (operator) untuk melayani ruas dari Jepon menuju Bogorejo. Untuk pengangkutan menuju Bogorejo sering digunakan armada illegal. Ditinjau dari aspek operasional, aspek finansial dan aspek demand masih buruk terutama pada penggal trayek Jepon-Bogorejo sehingga diperlukan upaya kebaikan kinerja pelayanan. Ada 3 alternatif yang dapat dijadikan solusi meningkatkan kinerja pelayanan angkutan pada trayek Blora-Bogorejo-Cepu yaitu dengan cara membagi trayek menjadi trayek Blora-Jepon-Cepu dan trayek Blora-Jepon-Bogorejo. Cara lain dengan membagi trayek Blora-Bogorejo-Cepu menjadi trayek Blora-jepon-Cepu dan trayek Jepon¬Bogorejo. Cara yang ketiga yaitu membagi trayek Blora-Bogorejo-Cepu menjadi trayek Blora-Jepon-Bogorejo dan trayek Jepon-Cepu. Setelah melalui tahapan penilaian terhadap ketiga cara untuk meningkatkan pelayanan pada trayek Blora-Bogorejo-Cepu yang paling baik cara pertama yaitu dengan membagi trayek menjadi trayek Blora-Jepon-Cepu dan trayek Blora-Jepon-Bogorejo. Upaya meningkatkan kinerja pelayanan menggunakan cara tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan kondisi pelayanan pada saat ini dimana dilihat dari aspek finansial pelayanan angkutan pada trayek Blora-Jepon-Cepu lebih menguntungkan dengan keuntungan sebesar Rp 22.500,- per kendaraan / hari dibandingkan pelayanan pada saat ini yang diprediksi mengalami kerugian sebesar Rp 18.100,- per kendaraan / hari. Sedangkan pada trayek Blora-Jepon-Bogorejo pada jam puncak load factor penumpang semula 113% menjadi 96%, Headway semula 126 menit menjadi 7,5 menit, frekuensi yang semula 1 kendaraan per 2 jam menjadi 8 kendaraan per jam, prosentase kendaraan siap operasi menjadi lebih besar yaitu dari 26,67% menjadi 60% dan waktu tunggu penumpang lebih singkat yaitu dari 62 menit menjadi 3,75 menit.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Civil Engineering |
ID Code: | 11562 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 25 May 2010 14:14 |
Last Modified: | 25 May 2010 14:14 |
Repository Staff Only: item control page