Tarigan, Abinentaras (2004) EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN DAS BERINGIN DITINJAU DARI TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 3889Kb |
Abstract
The rapid of population growth in Semarang City has changed the use of watershed land in Beringin. Many forests and croplands have been converted to residential, industrial and commercial buildings. This condition may disturb the ecosystem of equilibrium in the Beringin watershed and cause flood, drought, erosion, as well as sedimentation. At the same time it will raise the problem in space and land use due to the degradation of carrying capacity of Beringin watershed. Exploitation evalution in Beringin watershed is reguered. The aim of study is: l]to evaluate to parameter of watershed quality covering : a)hydrology; b) land use; c)participation level and resident pressure to land; d)dependence to land and earnings level.; 2]to identify impeller factors to land use coversation; 3]to propose management model of Beringin watershed. Data gathered through questioner administered with interview with the chosen responden population covers community residing in Beringin watershed. Data processing technique is conducted by; l]cross tabulation to analyze the biggest contribution of parameter from each variable; 2]doubled regretion to understand the significant relation between dependent variable and independent variable. Result of data processing becomes base of priority in processing of watershed. This study concludes that Beringin River streamflow fluctuation (Qmax/Qmin) has reached critical point. This condition has resulted from : 1) the change in land use that did not take into accounts the principal of soil and water conservation, 2) low participation of citizen and investors in building recharged wells, 3) farmers who sell their land. This condition may generally appear because there is no consistent regulation in land use conversion. The management model of Berigin watershed must apply transactive planning or social learning approach. Citizen must be informed and encouraged to actively involve in every steps of decision-making. With this approach, an interactive learning mechanism will be created between the decision maker and the public. Thus, they work co-operatively in determining space and land use in the Berigin watershed. This management of Berigin watershed is conducted in the following seven steps: 1) problem identification, 2) study purposes, 3) watershed evaluation, 4) solutions, 5) the best solution and effects, 6) implementation, 7) monitoring and evaluation. Key words: Land Use Conversion, Ecosystem Of Equilibrium, Partisipative Management Model Pertumbuhan Kota Semarang menyebabkan tedadinya perubahan alih fungsi lahan di DAS Beringin yang cukup cepat. Banyak hutan maupun lahan pertanian saat ini telah berubah menjadi lahan pemukiman, lahan industri dan lahan terbangun lainnya. Perubahan ini membawa dampak terganggunya keseimbangan ekosistem DAS Beringin. Hal tersebut dapat diindikasikan oleh berbagai kejadian seperti bencana banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi menjadi satu permasalahan di dalam pemanfaatan ruang dan lahan yang melampaui daya dukung DAS Berigin. Untuk itu dilakukan evaluasi pemanfaatan lahan di DAS Beringin, dengan tujuan l]melakukan evaluasi terhadap parameter kualitas DAS yang meliputi : a)Tata Air; b)Penggunaan Lahan; c)Tingkat Partisipasi dan Tekanan Penduduk Terhadap Lahan; d)Ketergantungan Terhadap Lahan dan Tingkat Pendapatan; 2]mengidentiflkasi faktor-falctor pendorong perubahan pemanfaatan lahan; 3]mengajukan model pengelolaan DAS Beringin. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan kuesioner sebagai panduan wawancara dengan responden terpilih, dimana populasi responden meliputi masyarakat yang bertempat tinggal di DAS Beringin. Kuesioner bersifat tertutup dan pilihan jawaban dituangkan dalam bentuk skala Linkert. Dan telcnik pengolahan data dilak-ukan dengan : l]eross tabulation untuk menganalisis kontribusi terbesar parameter dari masing-masing variabel; 2]regresi berganda untuk mengetahui hubungan yang signiflkan antara variabel dependent dan variabel independent. Hasil pengolalahan data menjadi dasar prioritas dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Hasil evaluasi menunjukkan bahwa fluktuasi debit air Sungai Beringin (Qmaks/Qmin) sudah mencapai kondisi lcritis, kondisi ini akibat dari: l]perubahan pemanfaatan dan pengolahan lahan yang tidak memperhatikan prinsip konservasi tanah dan air; 2]partisipasi masyarakat maupun pengembang/investor dalam ketersediaan sumur resapan masih rendah; 3]penduduk yang sebelumnya bertani sudah tidak benninat menggarap lahannya, tetapi memilih untuk dijual dengan berbagai alasan. Kondisi ini sebagian juga dipicu oleh peraturan yang tidak tersosialisasi dengan baik sehingga kurang adanya pengawasan dalam perubahan pemanfaatan lahan. Model Pengelolaan Daerah Miran Sungai (DAS) Beringin direkomendasikan dengan pendekatan perencanaan transaktif atau pembelajaran sosial. Model ini menekankan peranserta masyarakat merupkan faktor yang sangat penning dalam setiap proses tahapan perencanaan sehingga tercipta mekanisme pembelajaran timbal balik yang saling melengkapi antara pemerintah/perencana dan masyarakat dalam penetapan pemanfaatan ruang & lahan di DAS Beringin. Tahapan perencanaan pengelolaan DAS Beringin tersebut terdiri dad 7 (tujuh) tahapan yaitu : llindentifikasi masalah; 2Thenetapan tujuan; 3]penilaian kondisi; 4]beberapa alternatif; 51pilihan alternatif dan kajian dampak; 6]pelaksanaan/implementasi; 7]monitoring dan evaluasi. Kata Kunei : Alih Fungsi Lahan, Keseimbangan ekosistem, Model Pengelolacm Partisipatil
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Environmental Science |
ID Code: | 11561 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 25 May 2010 14:13 |
Last Modified: | 25 May 2010 14:13 |
Repository Staff Only: item control page