ANALISA DAMPAK LALU LINTAS DIBANGUNNYA TERMINAL MANGKANG PADA RUAS JALAN RUTE BUS LUAR KOTA DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Pengaruh Penibebanan Lalu Lintas AKAP Dan AKDP)

Abstract

The impact assessment of the region deVelopment is so important to do. Government of Semarang city is going to develop Mangkang terminal which is located at the west gate of Semarang city ,from C type which provides only city and village mode into A type which service is added by AKAP and AKDP. So this study is aimed to analyze about the impact of24KAP and AKDP to the urban road assignment. The result is expected to be useful to the government of Semarang city in making such a policy for traffic management and also for any relevant institutions. The impact assessment of terminal development is done not very often. While according to Kep. Men. Hub. No :31/1995 about terminal was declared that every terminal development has to be completed by traffic impact assessment. The analysis is carried out by using V/C ratio before and after development the road capacity and traffic volume are adapted from MKJI (1997) and any other relevant guidances. It is assumed that the city transportation system is in the equilibrium assignment condition and the AKAP and AKDP already have defined routes. Terboyo terminal at the east and Banyumanik terminal at the south sould be developed in the future. This development would change the route of AKAP and AKDP from and to the south , as well as from and to the west that at the moment are serviced by Terboyo terminal altered to Mangkang terminal The influence level are evaluated by " Normal Standart Distribution" curve. The hypothesis is : " The Development and operation of Mangkang terminal have no influence in AKA, and AKDP traffic assignment " By condition : a. If ZH > ZT , Development and operation of Mangkang terminal have influence in road performance b. If ZH < ZT , subjected the contrary condition Value of ZT is shown in Normal Standart Distribution table from "Metoda Statisaa", Sudjana (1996). For 95% level of significant ZT = 1,64 For 99% level of significant ZT = 2,33 The counting result is : a. In the early year of study (2006) ZH = 0,00697 < ZT = 1,64 < ZT = 2,33 b. In the end year of study (2010) ZH = 0,01705 < ZT =1,64 < ZT = 2,33 If the value of ZH was found that smaller than ZT , it means that the hypothesis is accepted , or the development and operation of Mangkang terminal have no influence in AKAP and AKDP traffic assignment. For anyone who uses this thesis as references, it is suggested to carry out the traffic counting directly at the same time for all the survey locations . Studies the trip generation and attraction for all modes are also had to be done. For the government of Semarang city suggOted to have some studies about the operator behaviour where are potentially disturb the performance of the road segmen. Analisa dampak dari pengembangan atau pembangunan suatu kawasan sangat penting untuk dilakukan. Pemerintah kota Semarang akan mengembangkan terminal Mangkang yang terletak di pintu gerbang barat kota Semarang, dari semula terminal tipe C yang hanya melayani Angkutan Kota dan Angkutan Desa, menjadi tipe A yang tingkat layanannya bertambah dengan AKAP dan AKDP, sehingga studi ini bertujuan melalukan tinjauan dan analisa dampak lalu lintas AKAP dan AKDP terhadap pembebanan ruas jalan rute bus luar kota di kota Semarang yang ditetapkan dalam lingkup studi. Hasil dari studi di harapkan memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Semarang sebagai bahan pertimbangan kebijakan penanganan bidang lalu lintas dan sebagai referensi penyusunan Analisa Dampak Lalu Lintas bagi yang berkepentingan. Di sisi lain analisa dampak lalu lintas dibangunnya sebuah terminal masih jarang dilakukan. Sedangkan menurut Kep. Men. Hub. No :31/1995 tentang Terminal Transportasi Jalan ditentukan bahwa pembangunan terminal hams dilengkapi antara lain dengan : Analisa Dampak Lalu Lintas. Dalam menganalisa dampak digunakan metode dan permodelan statistik dengan parameter V/C ratio sebelum dan sesudah pengembangan. Untuk mendapatkan besaran kapasitas ruas dan perhitungan volume lalu lintas berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( 1997) dan ketentuan lain yang relevan. Untuk sistem pembebanan jaringan kota ( traffic assignment) menggunakan asumsi pembebanan pada jaringan kota sudah mencapai kondisi seimbang ( ekuilibrium), AICAP dan AKDP sudah memiliki rute dan asal tujuan tertentu. Terminal Mangkang dibangun dan ditingkatkan menjadi tipe A di gerbang barat kota Semarang. Terminal Terboyo di gerbang timur dan dimasa mendatang direncanakan peningkatan terminal Banyumanik di gerbang selatan. Kebijakan tersebut menyebabkan perubahan rute bus AKAP dan AKDP dari dan ke selatan, dan dari dan ke barat yang semula dilayani terminal Terboyo nantinya dilayani terminal Mangkang. Tingkat keterpengaruhan akan diuji dengan " Distribusi Normal Baku" melalui analisa varian dengan hipotesa : "Pembangunan dan pengoperasian terminal Mangkang tidak berpengaruh pada rims jalan bus luar kota dalam studi kasus pembebanan lalu lintas AKAP dan AKDP." Dengan ketentuan : a. Jika ZH > Zr dan tabel maka pembangunan kawasan terminal berpengaruh terhadap kinerja ruas jalan. b. Jika ZH < Zr dari tabel maka sebaliknya. Zit = Z hasil hitungan Nilai Zr dapat dilihat pada table Distribusi Normal Standar dari " Metode Statistika ", Sudjana (1996). Untuk tingkat signifikan 95 % nilai ZT = 1,64 Untuk tingkat signifikan 99 % nilai ZT = 2,33 Hasil Hitungan ZH a. Awal tahun kajian tahun 2006, ZH = 0.006973 < ZT = 1,64 < ZT = 2,33 b. Akhir tahun kajian tahun 2010 ZH = 0.017055 < ZT = 1,64 < ZT = 2,33 Karena ZH ternyata lebih kecil dari harga ZT maka secara definisi dan deskripsi statistik dinyatakan hipotesa diterima, atau Pembebanan AKAP dan AKDP tidak mempengaruhi ruas jalan rute bus luar kota di kota Semarang. Bagi yang menggunakan tesis ini sebagai referensi disarankan melakukan traffic counting secara serentak untuk semua lokasi survai, juga mempelajani bangkitan dan tarikan untuk semua moda. Untuk pemerintah kota Semarang disarankan melakukan studi tentang perilalcu operator yang berpotensi mengganggu kinerja ruas jalan