ANALISIS PENERIMAAN, BIAYA DAN PROFITABILITAS ALAT TANGKAP TRAMMEL NET, GILL NET DAN PAYANG DI KABUPATEN PEMALANG

Abstract

The fisheries at kabupaten Pemalang have been showing drastic fish production fluctuation since 1985 until 1994 have been increasing but since 1995 have been showing drastic fish production decrease until 2000. This is probably due to the debling number of fishermen. Natur condition and catching tools use. The whole fish production deeling begins after 1994, which was the year of the highest point of fish production as much as 11.275.230 tons, and continues to experience deelining up to 2000. The problems of this research is conected to profitability catching tools use at kabupaten Pemalang. The aimes of this research are to analyze the incoming cost structure as will as the profitability catching tools use such as Tramel net, Gill net and Payang (large net) and to know the break event point production rate at kabupaten pemalang. Sample taken based on stratified random sampling are carried out for 94 catching tools at 6 TPI at kabupaten Pemalang. Mean while data analysis is conducted by counting the cost structure and the profitability at each tool. Statistic text applied to find out profitability difference is OLS method and regretion eguality signification test. The result of the analysis shows that BEP by trammel net = 206,8 kg per month, number of the catch = 761 Kg per month. Net profit by trammel net = Rp. 336. 327; per month for 3 fisherman, so Rp. 112.109 for each person. It is included in low incoming. The trammel net profitability = 6 %. Therefore trammel net operation is still beneficial. BEP by gill net = 354,79 kg per month, number of the catch = 1.170 kg per month. Net profit by gill net = Rp 25.844.389 per month for 3 fisherman, so Rp 848.129 per person per month. It is high enough compared UMP= Rp 400.000 per month ( 2003 ). The gill net profitability =16 % per month. Therefore gill net operation is still beneficial. BEP by payang =698,97 per month, number of the catch = 3.648 kg per month, then the payang catching tool is benefide. Net profit by payang is Rp 7.546.171 per month for 5 fisherman, so Rp 1.509.234 per person per month. The payang profitability = 34 %. Therefore payang operation is still beneficial. Sugestion : The linier model that model that was used in this research is very simple yet, for the depth research can be developed and the profitability is very simple too, therefore it also needs to be developed. Although the operationalize of the three catching tools are beneficial, but it still needs an extra research. The kabupaten Pemalang goverment needs to pay attention about the fishermen prosperity by the trammel net catching tool. Perikanan taut kabupaten Pemalang menunjukkan adanya fluktuasi produksi ikan taut mulai tahun 1985 sampai tahun 1994 mengalami kenaikan, namun mulai tahun 1995 menunjukkan adanya penurunan secara dratis sampai tahun 2000. penurunan produksi ikan kemungkinan disebabkan adanya penurunan jumlah nelayan. Kondisi alam serta penggunaan alat tangkap. Apabila dilihat dari produksi keseluruhan di kabupaten Pemalang terjadi penurunan produksi setelah tahun 1994, dimana pada tahun 1994 mengalami puncak produksi ikan tangkapan laut, yaitu sebesar 11.275.230 ton, selanjutnya mengalami penurunan sampai tahun 2000. Permasalahan dalam lampiran ini adalah berkaitan dengan profitabilitas pengusahaan alat tangkap di kabupaten Pemalang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur biaya penerimaan dan profitabilitas alat tangkap trampul net, gill net dan payttng serta untuk mengetahui tingkat produksi break even printnya di kabupaten Pemalang. Telmik pengambilan sampel yang digunakan adalah strasifiel random sampling terhadap 94 Mat tangkap yang tersebar di 6 TPI di kabupaten Pemalang. Sedangkan analisa data dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap struktur biaya dan profitabilitas masing¬masing Mat tangkap. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan profitabilitas dengan metode OLS dan uji signifikasi persamaan regresi. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa BEP alat tangkap trammel net = 206,8 kg per bulan, sedangkan jumlah rata-rata hasil tangkapan alat tangkap trammel net = 761 kg per bulan. Laba bersih Mat tangkap trammel net sebesar Rp. 336.327,- per bulan untuk 3 orang ABK, jadi untuk I orang ABK = Rp. 112.109,-. Profitabilitas Mat tangkap trammel net = 6 %. Sehingga pengoperasian Mat tangkap trammel net masih menguntungkan. BEP Mat tangkap gill net = 354,79 kg per bulan, sedangkan rata — rata basil tangkapan gill net = 1.170 kg per bulan. Laba bersih alat tangkap gill net = Rp. 2.544.389,- per bulan untuk 3 orang ABK, jadi 1 orang ABK = Rp. 848.129,- per bulan. Ini cukup besar dibanding UMP = Rp. 400.000,- per bulan ( 2003 ). Profitabilitas gill net = 16 %. Sehingga pengoperasian Mat tangkap gill net masih menguntungkan. BEP Mat tangkap payang = 698,97 kg per bulan, sedangkan rata-rata hasil tangkapan = 3.648 kg per bulan. Laba bersih Mat tangkap payang sebesar Rp. 7.546,171 per bulan untuk 5 orang ABK, jadi 1 orang ABK = Rp. 1.509.234 per bulan, jumlah ini tergolong besar. Profitabilitas Mat tangkap payang = 34 % Sehingga alat tangkap payang menguntungkan. Saran : model tinier yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat sederhana, untuk penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan juga perhitungan profitabilitasnya masih sangat sederhana sehingga perlu dikembangkan. Meskipun pengoperasionalan ketiga Mat tangkap menguntungkan, tapi masih perlu tambahan penelitian, pemerintah kabupaten Pemalang perlu memperhatikan kesejahteraan nelayan dengan alat tangkap trammel net.