ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN FISKAL DAERAH (Studi Kasus di Kabupaten Banjarnegara)

Abstract

This research aim firstly to analyze the size of regional fiscal dependency of Banjarnegara county on central government in terms of the degree of fiscal decentralization. Secondly to analyze the impacts of per capita income, Gross Regional Domestic Product (GRDP) growth of dominant economic sectors (i.e. agriculture, industry, trade, hotel & restaurant, and services), and central government aids on the degree of self-sufficiency regional fiscal. This study use time series data from 1977 to 2000. The data have been analyzed by Partial Adjustment Model (PAM). The findings of this research are as follows : the degree of fiscal dependency of Banjarnegara county on central government is large, this has been shown by the fact that the proportion of central government aids to regional total revenues is relatively large, i.e. 74.21%. On the other hand, the financial capacity of local government that is reflected by the degree of fiscal decentralization is low, this is shown by small contribution of both PAD (regional revenues) and BHPBP (tax sharing and non tax) to regional total revenues (TPD), i.e. 16.41% and 9.38% respectively. Based on the above results we can conclude that monetary ability of Banjarnegara county is still less. In addition from the result of regression analysis per capita income have positive influence and significant to DKF with short term elasticity and long tenn elasticity are 0,162 and 0,182 respectively. Growth of agricultural sector have positive effect on DKF significantly, where short term elasticity and long term elasticity are 0,011 and 0,012 respectively. Growth of industrial sector have positive effect on DKF significantly, where short term elasticity and long term' elasticity are 0,0008 and 0,0009 respectively. Growth of trade, hotel and restaurant sector have negative effect on DKF significantly, where short term elasticity and long term elasticity are -0,0038 and -0,0043 respectively. Growth of services sector have positive effect on DKF significantly, where short term elasticity and long term elasticity are 0,011 and 0,012 respectively. Aid central government have negative effect on DKF significantly, where short term elasticity and long term elasticity are -0,183 and -0,206 respectively. Based on the above results we can conclude that all of the variables influence DKF significantly, but we should give more attention to trade, hotel and restaurant sector because their negative effect on DKF. Based on the reseach findings it can be concluded that economic growth is the important factor for the region to improve its DKF. From the budget point of view it can be concluded that the county goverment have to intensify and extensify in order to increase goverment revenue, to expend the budget efficiently, and to decrease the finance dependency on central government gradually Penelitian ini bertujuan pertama untuk menganalisis besarnya tingkat ketergantungan fiskal antara Kabupaten Banjamegara dengan pemerintah pusat dilihat dari derajat desentralisasi fiskal daerah. Kedua menganalisis pengaruh pendapatan per kapita, pertumbuhan sektor ekonomi dominan dalam PDRB (pertanian; industri; perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa) dan bantuan pemerintah pusat terhadap derajat kemandirian fiskal (DKF). Penelitian ini menggunakan data sekunder (time series) dari tahim 1977 s/d 2000. Data ini dianalisis dengan metode Partial Adjustment Model (PAM). Dad basil penelitian ini didapatkan sebagai berikut : bahwa.tingkat ketergantungan fiskal antara Kabupaten Banjamegara dengan pemerintah pusat cukup besar, hal ini ditandai dari proporsi sumbangan dan bantuan (S/B) terhadap total penerimaan daerah (TPD) sebesar 74,21 %. Disisi lain kontribusi pendapatan ash daerah (PAD) maupun bagi hasil pajak dan bukan pajak (BHPBP) terhadap TPD sangat rendah yaitu masing-masing sebesar 16,41 % dan 9,38 %. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan keuangan Kabupaten Banjamegara ditinjau dari derajat desentralisasi fiskal temyata masih kurang. Selanjutnya dari hasil regresi diperoleh bahwa pendapatan per kapita mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar 0,162 dan 0,182. Pertumbuhan sektor pertanian berpengaruh positif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar 0,011 dan 0,012. Pertumbuhan sektor industri mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar 0,0008 dan 0,0009. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar -0,0038 dan —0,0043. Pertumbuhan sektor jasa-jasa mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar 0,011 dan 0,012. Bantuan pemerintah pusat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DKF dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar -0,183 dan —0,206. Berdasarkan hasil diatas didapat kesimpulan bahwa semua variabel berpengaruh dan signifikan terhadap DKF, namun perlu dicermati pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berpengaruh negatif. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah faktor penting untuk meningkatkan DKF. Dan sudut pandang anggaran dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah hams melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menggunakan anggaran secara efisien, serta secara bertahap mengurangi ketergantungan fiskal dari pemerintah pusat.