KAMAN RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH NELAYAN KE RUMAH SUSUN KEDAUNG KELURAHAN SUKAMAJU, BANDAR LAMPUNG

UMBARA, ANDY RIZAL (2003) KAMAN RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH NELAYAN KE RUMAH SUSUN KEDAUNG KELURAHAN SUKAMAJU, BANDAR LAMPUNG. Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
6Mb

Abstract

Urban Settlement at Kota Bandar Lamp ung becomes a complex issue. The high growth of urban population make an increasing demand of housing or settlement which cannot be provided and facilitated by municipality or housing board agency. Therefore the enclave of slum settlement and squatter area emerged at the city. Slum settlement not only facing the physicall problem but furthermore exposure with another aspects such as economic, social and cultural aspect of the city settlers. In order to overcome such problem , the municipality try to derive the flat development policy by city resettlement programme. But after the development policy being done, the municipality facing another problem, settlers that are being relocated (most of them are fishermans) leaves their new flat and back to their origin setllement. This research aimed to find the fail factors of the fishermans resettlement to Kedaungflat at kelurahan Sukamaju, Bandar Lampung. The result of study hopefully could provide an input for Kota Bandar Lampung local government, especially in urban resettlement programme. Naturalis Paradigm being choosen as the approach of the study in order to gain the objectivity and the assessment become proportional And this approach could describe the social setting of fihermans society more accurate. Several methods are being used in this research to collect and gain data such as intensive and direct interview, directed cluster discussion, observation and documentation. The result of study found 5 interrelated causing factors : I) Environment physical factor, where the settlement location far from fisherman economic network 2) Economic factor, the economic level decreasing because of the far distance of working place that make household expenses increasing and unability to develop economic network 3) Social factor, the torn of social net system because of the torn offishermans community, and unability to adaptated to new social environment 4) Cultural factor, cultural adaptation difficulties from shore village dwelling culture to flat dwelling culture. 5) Legal factor, local government unconsistency to determining fish auction hall (TEO and law enforcing weakness concerning the settlers who going back to its origin. Several recommendations offered for this study, 1) Need to build a small economic system development which completed by infrastructure for supporting fiherman economic network development. And settlement has to be part of fisherman economic network system. 2) Fisherman family income increasing programme to stimulate fishermans wifes empowerment by creating a fishing processing industry like "Trasi" spice food making, "Presto" fish or smoke fish through training project dan providing capital credit. Fishermans family economy expected to grow automatically the settlers leave their origin settlement move to the resettlement in new location. 3) Sea cleaning programme has to do regularly in fihermans settlement to make a clean and good sanitation fishermans environment and decreasing slum intensity 4) Socializatiom programme about healthy life/culture involving key person or key man through informal communication channel like existing worship groups. 5) Determining a certain legal framework to accommodate and guarranted the fishermans community corresponding to land use planning and local government consistency to choose one auction hall (TPI). 6) Further comprehensive research on fishermans community in Kangkung village. Masalah perumahan di Kota Bandar Lampung merupakan suatu masalah yang pelik. Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan (lcuantitas) rumah yang kurang diimbangi dengan kemampuan kota menyediakan perumahan. Dampaknya muncul kantong-kantong permukiman kumuh. Permukiman kumuh tersebut tidak se/cedar dihadapkan pada masalah fisik; melainkan terkait aspek ekonomis, sosial dan budaya masyarakat. Dalam mengatasi kemelut macam tersebut, salah satu upaya pemerintah adalah dengan menerapkan kebijakan pembangunan rumah susun melalui program relokasi permukiman. Namun pasca pnerapan kebijakan tersebut pemerintah dihadapkan pada kenyataan banyaknya kelompok sasaran (masyarakat nelayan) yang meninggalkan rumah susun dan kembali ke permukiman asal. Penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor penyebab kegagalan relokasi permukiman kumuh nelayan Ice rumah susun Kedaung Kelurahan Sukamaju, Bandar Lampung. Hasil studi ini diharapakan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam penanganan penataan kota khususnya program relokasi permukiman yang terkait dengan. Paradigma Naturalis dipilih sebagai pendekatan studi agar terjadi kesepahaman terhadap penulisan studijuga dimaksudkan agar obyektivitas dan penilaian terhadapnya menjadi proporsional serta lebih dapat menggambarkan setting sosial masyarakat nelayan. Beberapa metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, observasi dan dolcumentasi. Hasil studi menunjukkan terdapat 5 faktor penyebab yang saling berkaitan yaitu : I) Falctor fisik lingkungan, yang meliputi lokasi rumah yang jauh dari jaringan ekononomi nelayan.2) Faktor Ekonomi yaitu menurunnya tingkat ekonomi akibat meningkatnya pengeluaran rumah tangga karena jauh dari tempat kerja dan ketidalanampuan mengembangkan jaringan ekonomi. 3) Faktor sosial yaitu rusalmya jaringan sosial akibat pecahnya komunitas nelayan, dan ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan sosiaL 4) Faktor budaya yaitu terjadinya kesulitan adaptasi budaya dari budaya hunian kampung pantai Ice hunian rumah susun. 5) Faktor hukum yaitu ketidakkonsistennya pemerintah daerah dalam menetapkan lokasi TPI dan lemahnya penegakan hukum terhadap masyarakat yang kembali ke permukaan asal Rekomendasi yang ditawarkan adalah : 1)Perlunya mengembangkan sistem ekonomi yang kecil akan tetapi lengkap dengan sarana dan prasarana pendukung bagi pengembangan jaringan ekonomi nelayan. Dalam sistem ekonomi tersebut rumah horns menjadi bag/an dart sistem jaringan ekonomi nelayan. 2) Perlunya program peningkatan pendapatan keluarga nelayan melalui pemberdayaan istri nelayan dengan menciptakan industri pengolahan ikan seperti pembuatan trasi dan ikan asap/presto melalui proyek pelatihan dan pemberian bantuan modal. Diharapkan bila ekonomi keluarga mampu berkembang ma/ca secara otomatis dapat meninggalkan permukiman asal clan membangun tempat tinggal di lokasi barn. 3) Program law bersih secara berkala di lingkungan permukiman nelayan untuk menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan serta mengurangi intensitas kekumuhan. 4) Program Sosialisasi tentang budaya sehat dengan melibatkan key person atau tokoh kunci dengan menggunakan saluran komunikasi informal seperti kelompok-kelompok pengajian yang ada.5) Perlunya penetapan kerangka hukum yang mengakomodir dan menjamin ekyistensi masyarakat nelayan dalam perencanaan tata ruang dankonsistensi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan saw TP1. 6) Perlunya penelitian lanjutan yang komprehensif terhadap masyarakat nelayan di Kelurahan Kangkung .

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:11286
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:24 May 2010 13:36
Last Modified:24 May 2010 13:36

Repository Staff Only: item control page