NURKHOLIS , NURKHOLIS (2002) POLA PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG NIAGA DI KOTA SEMARANG. Masters thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 4Mb |
Abstract
A city spatial structure is a synergy of various urban functions and activities that are used to facilitate such urban activities that form a city spatial pattern that need to be supported by a system connecting activities in each zone with a road network and transportation systems. Freight transportation in supporting urban merchandise transportation has a very limited spatial travel in certain road internodes according to Hoel (1971). The common problems of freight transportation are the intercity and inner city freight distributions. Semarang City viewed from the function, class, and transportation moda of roads are appropriate to rules no 14, 1992 on traffics and transportation so that consequently big truck travels become limited that finally influence effectiveness of merchandise transportation distribution. No load and unload terminal in Semarang makes load and unload activities are not done in warehouses and often seen the overload merchandise transportation that have impacts on road destruction. To overcome the transportation problems Semarang City takes efforts by using Transportation System Management (7'SM as rules on limiting truck traveling and parking in down town as well as limitation of trucks in inner city during daytime. However, the existing composition condition of merchandise transportation at daytimes is higher than at nighttime even though during nights are less crowded and travel time is shorter. The objectives of the research are to know merchandise transportation pattern in Semarang City and its influencing factors. The used analysis is (1) origin-destination matrix (OD Matrix) to know merchandise transportation pattern (2) descriptive-qualitative analysis by using cross tab and Chi square test to find merchandise transportation phenomena in Semarang City and its influencing factors. Aspects to be observed in the study consist of (1) characteristic of enterprise types (2) merchandise types (3) merchandise origin and destination (4) merchandise transportation moda types () land use pattern and road network use with the researched six-teen sub-districts in Semarang City administration. From the research result it can be found that there is no significantly different time to distribute and bring up merchandise in Semarang City. The influencing factors according to the chi-square calculation and contingent coefficient are the merchandise destination (out and in city), the merchandise transportation moda, the and use pattern, the merchandise types, the merchandise origin from out of town, and the road network use. Supported by study findings as follows (1) the demand of merchandise in Semarang City, characteristic phenomena for industry types (middle industry), trading types (big trader), merchandise types (foods and beverages), the origin of goods in Semarang City (sea port), the origin of merchandise from out of town (Kendal Regency). While the merchandise destination in Semarang City is small-scale traders and the merchandise destination for out of town through Ungaran Regency. The availability of merchandise transportation in Semarang City, bring-in goods transportation moda is medium trucks, and for distribution is small trucks. The society preference on the availability of load and unload terminal will be helpful in bringing in and distributing merchandise (Genuk and Tugu zones). From the study findings, recommendation to anticipate merchandise transportation travels are (1) there should be load and unload terminal at the entrance gate in Kendal, Genuk and Pedurungan. (2) Need to add quantity and improve quality of cargo terminal in the sea port (3). Need to provide parking area facility as load and unload places at the Trading Centers (4). Increasing control by apparatus and improving knowledge for truck operators and users, for road users need to be adjusted to time Sand the heaviest axes load Struktur tata ruang kota merupakan sinergi dari berbagai fungsi dan aktifitas perkotaan yang digunakan untuk mewadahi aktifitas penduduk kota, membentuk suatu pola ruang kota yang perlu didukung sistem yang menghubungkan kegiatan pada setiap zona dengan sistem jaringan jalan dan perangkutan. Angkutan barang dalam menunjang pergerakan barang niaga di kota, mempunyai rang gerak yang sangat terbatas pada ruas-ruas jalan tertentu, manna Hoel (1971) dalam angkutan barang permasalahan yang sering timbul adalah penyaluran barang antar kota maupun dalam kota Kota Semarang dant dari fungsi jalan, kelas jalan dan kapasitas moda angkutan yang ada sesuai dengan UU. No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan, berakibat truk-truk besar ruang geraknya menjadi terbatas yang mempengaruhi efektifitas pendistribusian barang niaga. Tidak adanya terminal bongkar muat barang di Kota Semarang, menyebabkan perpindahan barang niaga yang tidak dilakukan di gudang dan sering dijumpai adanya angkutan barang niaga yang melebihi muatan yang mengakibatkan kerusakan pada jalan,. Untuk mengatasi masalah transportasi tersebut Kota Semarang berupaya menggunakan Transportation System Management (TSM) berupa peraturan pembatasan pergerakan truk dan parkir di pusat kota serta pembatasan truk masuk pasar kota pada siang hari, akan tetapi dari kondisi eksisting komposisi kendaraan angkutan barang niaga pada siang hari terlihat lebih besar dari pada malam hari, meskipun pada malam hari lebih leluasa dan waktu tempuh lebih singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pergerakan angkutan barang niaga di Kota Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Analisis yang dipergunakan adalah (1) Matriks Asal-Tujuan (MAT) untuk mengetahui pola pergerakan angkutan barang niaga, (2) Analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan tabulasi silang (cross tab) dan uji Chi square untuk mengetahui fenomena pergerakan angkutan barang niaga di Kota Semarang dan Faktor¬faktor yang mempengaruhinya Adapun aspek-aspek yang diamati dalam studi ini meliputi (1) Aspek karakteristik jenis usaha (2) Aspek jenis barang niaga (3) Aspek scat dan tujuan barang niaga (4) Aspek jenis moda angkutan barang niaga, (5) Aspek pola penggunaan lahan dan (6) Aspek pemakaian jaringan jalan. Dengan wilayah penelitian meliputi 16 kecamatan di wilayah administrasi Kota Semarang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pergerakan angkutan barang niaga di Kota Semarang tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk waktu mendistribusikan dan mendatangkan barang niaga Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan angkutan barang niaga dari hasil perhitungan Chi Square dan koefisien kontingensi antara lain adalah tujuan barang (ke luar/ke dalam kota), moda angkutan barang niaga, pola penggunaan lahan, jenis barang niaga, asal barang niaga dari luar kota dan pemakaian jaringan jalan. Didukung dengan temuan studi sebagai berikut (1) Kebutuhan (demand) angkutan barang niaga di Kota Semarang, fenomena yang terjadi untuk karakteristic jenis usaha industri (industri sedang), jenis perdagangan (pedagang besar), Jenis barang niaga (barang makanan dan minuman), asal barang dari dalam Kota Semarang (pelabuhan), asal barang niaga dari luar kota (melalui Kendal), sedangkan untuk tujuan barang niaga ke dalam kota (pedagang kecil), tujuan barang niaga keluar kota (melalui Ungaran). (2) Ketersediaan (supply) angkutan barang niaga di Kota Semarang, moda angkutan mendatangkan barang (truk sedang) dan mendistribusikan (truk kecil), jaringan jalan yang sering dilalui (kelas IIIB), preferensi masyarakat mengenai keberadaan terminal bongkar muat akan membantu di dalam mendatangkan dan mendistribusikan barang niaga (zona Pedurungan, Genuk dan Tugu). Dari temuan studi, rekomendasi tindakan untuk mengantisipasi pergerakan angkutan barang niaga antara lain (1)Pada pilau masuk angkutan barang niaga menuju ke dalam Kota Semarang disediakan fasilitas terminal bongkar muat (prioritas pada Kendal dan Genuk), (2)Perlu penambahan kualitas pelayanan maupun kuantitas terminal cargo di pelabuhan, (3) Perlu adanya fasilitas tempat bongkar muat barang pada lokasi pusat-pusat perdagangan,(4) Peningkatan jalan di kawasan industri (zona Ngalian dan Tugu) (5)Pergudangan di pusat kota sudah tidak sesuai lagi dengan fungsi lahan kota, (6)Peningkatan pengawasan oleh aparat dan pengetahuan bagi operator truk dan user (pemberi perintah ketja), untuk pemakaian/penggunaan jalan disesuaikan dengan waktu dan muatan sumbu terberat (MST).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning |
ID Code: | 11262 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 24 May 2010 12:43 |
Last Modified: | 24 May 2010 12:43 |
Repository Staff Only: item control page