PEAJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS TANAH MILIK ORANG LAIN (Snafu Studi Bi PT. Bank Mayapada Tbk Kota Semarang)

Abstract

In distributing the loan, Bank has the condition of 5'C. The condition is possible because of the warranty that been given to get the loan in PT. BANK MAYAPADA, Tbk Semarang branch. The problem is that the warranty is not the debtor property but it is belong to the third person. The method in writing the tesis is jurisdiction empiric. The writer try to approach the problem that being examined, which is similar to real law in our society, and the technique in taking the sample form is in purposive sample which based in subject with special purpose. In distributing the loan, bank based on the principle of loan distribution, which is meant not all person who wants to ask for loan is granted. After being agreed, bank made a loan agreement between debtor and creditor. To debtor that the creditor agrees to loan, warranty is needed, because it is an urgent factor. The problems will be different if the debtor still needs the capital but the debtor does not have the warranty that can be used to ensure the loan that he ask for. In this situation debtor is still able to ask for loan with the property as a warranty, so it is needed to use property from the third person. In the progress of paying the loan, the debtor is declared as wanprestasi, because he having problem with the loan, so it is classified into loan problem. Clear action has to be taken by the bank so the problem can be finished soon. In solving the problem, the bank issued warning letters to debtor that followed by rescheduling, recondition, and rearrange If these steps does not help to return the loan, the bank will take the warranty and sold it unofficially or through the public sale to close the loan of debtor. Bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat berpedoman pada syarat 5' C. Syarat tersebut diantaranya dimunglcinkan adanya benda jaminan yang diberikan untuk mendapatkan kredit di PT.BANK MAYAPADA, Tbk cabang Semarang Permasalahan yang ada benda jaminan tersebut bukan milik debitur sendiri melainkan milik fihalc ketiga Metode pendekatan dalam penulisan tesis ini adalah yurisdis empiris, yaitu penulis berusaha melakukan pendekatan dengan masalah yang diteliti sesuai dengan sifat hukum nil berlaku di masyarakat, sedangkan teknik pengambilan sample berbentuk purposive sample yang didasarkan pada subyek dengan tujuan tertentu. Bank dalam penyaluran kredit mendasarkan pada prinsip-prinsip penyaluran kredit, artinya tidak setiap orang yang mengajukan kredit disetujui permohonannya. Setelah disetujui bank akan membuat Perjanjian kredit antara debitur dengan kreditur. Bagi nasabah yang kreditnya di setujui oleh kreditur dalam pelaksanaannya dipelukan adanya benda jaminan yang diberikan, karena hal tersebut sangat mutlak dipakai. Akan tetapi hal tersebut akan berbeda jika debitur masih membutuhkan modal sedangkan debitur sendiri sudah tidak mempunyai benda jaminan yang dapat digunakan untuk menjamin kredit yang akan dimintanya. Dalam keaclaan tersebut debitUr masih dapat mengajukan kredit dengan syarat adanya benda yang menjadi jaminan. Karena itu diperlukan benda jaminan dari pihak ketiga ini. Dalam pelaksanaannya ditengah mengangsur debitur dinyatakan wanprestasi yaitu kreditnya macet, sehingga dikategorikan sebagai kredit bermasalah Agar permasalahan tersebut dapat segera terselesaikan pihak bank akan melakukan upaya penyelamatan. Upaya penyelamatan dengan menerbitkan Surat Peringatan kepada debitur yang diikuti dengan langkah-langkah seperti penjadwalan kembali, Persyaratan kembali, Penataan kembali. Jika langkah tersebut tidak dapat menyegarkan kembali usahanya maka bank akan meletaldcan sita jaminan terhadap benda jamina untuk kemudian diadakan penjualan dibawah tangan atau melalui pelelangan untuk menutup hutang yang belum terbayarkan.