HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN KECEMASAN TERTULAR HIV/AIDS PADA WPS (Wanita Penjaja Seks) LANGSUNG DI CILACAP

Abstract

ABSTRAK Keadaan hidup yang minim seringkali memaksa wanita dewasa muda untuk bekerja sebagai WPS (Wanita Penjaja Seks) yang rentan tertular penyakit HIV/AIDS. HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh tidak mampu menolak infeksi oportunistik yang menyebabkan penyakit dengan resiko kematian tinggi yang disebut dengan AIDS. Sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS dan mengidap HIV/AIDS masih dianggap aib, serta mendapat stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Hal tersebut tentunya menimbulkan kecemasan tertular HIV/AIDS pada WPS Langsung sebagai kelompok resiko tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya belum tentu WPS Langsung mengalami kecemasan tertular HIV/AIDS. Faktor penting yang berpengaruh terhadap kecemasan tersebut adalah pemahaman tentang HIV/AIDS. Sangat menarik untuk ditelusuri lebih jauh hubungan positif antara pemahaman tentang HIV/AIDS dengan kecemasan tertular HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman tentang HIV/AIDS dengan kecemasan tertular HIV/AIDS pada WPS Langsung di Cilacap. Subyek penelitian merupakan individu yang bekerja sebagai WPS Langsung, pendidikan SD, usia 21-40 tahun, berjumlah 80 orang. Alat pengumpulan data menggunakan Tes Pemahaman Tentang HIV/AIDS yang terdiri dari 23 aitem dengan indeks daya beda 0,3 – 0,59 dan skala Kecemasan Tertular HIV/AIDS yang terdiri dari 32 aitem dengan indeks daya beda 0.315 – 0,600. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan rxy = 0,515 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pemahaman tentang HIV/AIDS dengan kecemasan tertular HIV/AIDS pada WPS Langsung di Cilacap. Sumbangan efektif pemahaman tentang HIV/AIDS dalam penelitian ini sebesar 0,265, artinya kecemasan tertular HIV/AIDS pada WPS Langsung di Cilacap sebesar 26,5 % ditentukan oleh faktor pemahaman tentang HIV/AIDS, sedangkan 73,5 % ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.