FAUZAN, EVO (2004) PEMANFAATAN TANAH ULAYAT NAGARI DALAM SISTEM KEMBALI KE PEMERINTAHAN NAGARI (Studi Kecamatan Matur Kabupaten Again Provinsi Sumatera Barat). Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 2781Kb |
Abstract
By the Act Number 22, 1999, the government of West Sumatra and supported by the people followed this up by issuing the Regional Regulation of • West Sumatra Province Number 9, 2000 about The Basic Stipulation of Nagari Governance. In getting back to the system of Nagari Governance in West Sumatra, we think of how the utilization of the ulayat lands so that gives positive contribution for the custom community. The conception of land utility is a reflection of people's etlmocological awareness about environment, especially lands. From the conception above, it can •be seen that any kinds of land shape and position have economical benefit for people. Therefore, back to the system of Nagari Governance will bring the positive effect on the utilization of nagari ulayat land, inventarization of nagari assets, and striving the legitimative ownership of ulayat nagari (for nagari who own ulayat). On the other hand, strive the third party as investor by facilities of government, and utilization of the ulayat land by the third party must be based on the valid custom stipulation to develop. To reply the problems of the management authority for utilizing the ulayat • nagari lands in empowering people and restrictions of Nagari Governance •in utilizing ulayat nagari lands, the writer conducted this reSearch by applying juridical empiric approach, by collecting data and primary and secondary legal materials and field study through observation, interview, and applying the technic of data analysis qualitatively. Since the issuing of Regional Regulation about Nagari Governance and The Decision Letter of Governor Number 26, 2003 about the Management Guidance and Utilization of Nagari Treasures, strictly gave the authority to the 'government of Nagari to manage and to use the treasure of Nagari (ulayat nagari). But so far, the Local Government doesn't have an absolute authority to utilize and to maange the nagari treasure because Nagari governance still waits for the Regency Regulation based on Province Regulation, which still become a controversy about The Draft of Regional Regulation (Raperda) about the utilization of Ulayat lands. Dengan keluarnya Undang-Undang No. 22 Tabun 1999, angin segar ini ditindak lanjuti oleh Pemerintah Sumatera Barat sena didukung oleh masyarakat maka dikeluarkanlah Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat No. 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari. Dalam rangka kembali ke sistern Pemerintahan Nagari di Sumatera Barat yang kita pikirkan adatah bagaimana pemanfaatan tanah ulayat itu sehingga inemberikan kontribusi positif bagi kornunitas masyarakat adat itu sendiri. Konsepsi kegunaan tanah tersebut merupakan refleksi dari kesadaran etnoekologis masyarakat tentang lingkungan, khususnya tanah. Dan konsepsi di atas terlihat bahwa apapun jenis bentuk serta posisi tanah memiliki kegunaan ekonomis bagi masyarakat Oleh sebab itu kembali ke sistem Pemerintahan Nagari pemanfaatan tanah ulayat nagari, inventarisasi aset nagari dan mengupayakan kepemilikan legitimatif ulayat nagari (bagi nagari yang memiliki ulayat). Atau untuk diusahakan kepada pihak ketiga sebagai investor dengan difasilitasi oleh pemerintah, dan pemanfaatan tanah ulayat tersebtit oleh pihak ketiga hams mempedomani ketentuan adat yang berlaku untuk dikembangkan. Untuk menjawab pennasalahan tentang kewenangan pengele1oaan pemanfaatan tanah ulayat nagari dalam rangka pemberdayaan masyarakat sena hambatan Pemerintahan Nagari dalam rangka pemanfaatan tanah ulayat Nagari dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris, yakni dengan • pengurnpulan data dan bahan-bahan hukum primer, sekunder serta studi lapangan melalui pengamatan wawancara, serta tehnik analisa datanya dilakukan secara kualitatif. Sejak dikeluarkannya Peraturaa Daerah tentang Pemerintahan Nagari clan Surat Keputusan Gubernur No. 26 Tabun 2003 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan Harta Kekayaan Nagari, secara tegas diberikan kewenangan Pemerintahan Nagari untuk mengelola dan memanfaatkan harta kekayaan nagan (ulayat nagari) akan tetapi Pemerintahan Nagari belum mempunyai kewenangan sepenulmya sampai sekarang untik melakukan pemanfaatan dan pengelolaan terhadap hada kekayaan nagari tersebut karena Pemerintahan Nagari masih menunggu adanya Peraturan Daerah Kabupaten yang berpedoman pada Peraturan Daerah Propinsi yang sampai sekarang masih terjadi perdebatan hangat terhadap Raperda tentang Pemanfaatan Tanah Ulayat
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 11008 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 20 May 2010 09:43 |
Last Modified: | 20 May 2010 09:43 |
Repository Staff Only: item control page