PEMBERIAN HIBAH DAN HIBAH WASIAT KEPADA ANAK PEREMPUAN SEBAGAI PENEROBOSAN DALAM MENDAPATKAN HARTA DARI PEWARIS DI KECAMATAN GIRSANG SIPANGAN BOLON

Abstract

Inheritance system in Batak is using patrilineal system. Because of that, men are the only one who have the inheritance right of their parents's property, meanwhile, the women side have no right of it. But, along to the improvement in this century, the society in Batak no longer use the patrilineal system in distributing their property, especially in Girsang Sipangan Bolon Subdistrict. It is supported by the explanation given by respondents who are the daughters in their family. They have accepted the inheritance of their parents, in which those properties are being given to the heir in form of bequest and grant. This alteration in the Batak's tradition of inheritance is influenced by some factors. Such as, social change in the way of life in Indonesian society, education factor, economical factor, religion factor, migration / abroad factor and information technology communication factor and also jurisdiction from the Supreme Court. The method which is used in this research is Empirical Juridical method, the characteristic is Analitical Descriptive. It will describe, explain, and reveal about the development which is happened in the law of inheritance according to Batak's custom nowadays, especially in the Batak's society of Girsang Sipangan Bolon Subdistrict. The respondents of this research are the women who accepted their parents' properties, custom leader and religion leader, and the explanation is obtained by doing interviews. From the result of this research we can know that, because of the system's development nowadays, especially inside the Batak's society at Girsang Sipangan Bolon Subdistrict, the law of inheritance according to the Batak's tradition has determined that there is the same right between men and women in the matter of inheritance. Dianutnya sistem patrilinial dalam sistem pewarisan adat Batak membawa konsekwensi, dimana hanya pihak laki yang mempunyai hak waris atas harta warisan orang tuanya, sedangkan pihak perempuan tidak mempunyai hak waris atas harta warisan orang tuanya.Tetapi dengan perkembangan jaman yang terjadi pada saat ini, sistem patrilinial yang dianut dalam pewarisan adat Batak tersebut tidak selamanya dianut oleh masyarakat adat Batak, khususnya yang berada di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, hal ini di dukung oleh keterangan para responden anak perempuan yang pemah mendapat harta warisan dari orang tuanya, dimana harta warisan tersebut diberikan oleh pewaris dengan cara hibah ataupun hibah wasiat. Adanya perubahan yang terjadi dalam pewarisan adat batak tersebut dipengaruhi antara lain perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor agama, faktor perantauan/migrasi dan faktor komunikasi teknologi informasi dan juga yurisprudensi yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Yuridis Empiris dan bersifat Deskriptif Analitis, yang akan menggambarkan, memaparkan dan mengungkapkan bagaimana sesungguhnya hukum waris adat Batak yang telah mengalami perkembangan sekarang ini, khususnya yang terjadi dalam masyarakat adat Batak di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Sumber/responden dari penelitian ini adalah pihak perempuan yang mendapat harta warisan dari orang tuanya, pemuka adat clan pemuka agama yang dilakukan dengan cam wawancara. Dari hasil penelitian yang di dapat, maka dalam perkembangannya pada masa sekarang ini, khususnya pada masyarakat Batak yang berada di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, hukum waris adat batak sudah memberikan hak yang sama antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dalam hal pembagian warisan.