WAHYUNI , SRI RAHAYU (2002) PEWARISAN ADAT SUKU DAYAK SIMPANG DI KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
| PDF - Published Version 4Mb |
Abstract
Pewaris Suku Dayak Simpang Di Kabupaten Ketapang, Kalimantan. Barat, Sri Rahayu Wahyuni, SR, 204 halaman, Tesis, Semarang., Program Magister Kenotariatan, Kajian tentang Hukum Waris Mat., Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Di salah satu pelosok daerah Kalimantan Barat terdapat suatu daerah yaitu Kabupaten Ketapang, yang merupakan suatu lingkungan adat bagi masyarakat adat Dayang Simpang. Masyarakat adat Dayak Simpang, memiliki ciri khas tersendiri di dalam bentuk struktur dan sustem dari hukum adatnya. Bentuk dari sistem kekeluargaan bila dilihat sepintas akan tampak biasa saja, tetapi ternyata terdapat keunikan tersendiri, dimana dengan sistem yang parental terdapat suatu bentuk pewarisan yang mengarah kepada sistem Mayorat Perempuan. Adanya penunjukkan anak perempuan sebagai ahli waris utama yang mempunyai kewajiban untuk menggantikan kedudukan orang tua yang telah lanjut usia, sehingga kewajiban untuk mengayomi keluarganya dan untuk mengurusi semua harta benda bail yang belum terbagi maupun yang tidak dapat dibagi-bagi. Anak perempuan yang ditunjuk ini disebut dengan Anak Ngiring Abuh. Bentuk dari penyelesaian sengketa di dalam pewarisannya memiliki ciri yang hampir mirip dengan adat lainnya, yaitu diharapkan sengketa tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah, tetapi di dalam adat Dayak Simpang, ada Tahapan¬tahapan tertentu baik dengan sistem kekeluargaan ataupun penyelesaian secara adat. Suatu hukum adat akan bersifat dinamis di dalam mengikuti perkembangan zaman yang ada, begitu juga dengan Hukum Adat Dayak Simpang. Perkembangan-perkembangan yang tedadi mengarah keperubahan sosial di dalam masyarakat adat Dayak Simpang, perubahan itu juga mempengaruhi struktur adatnya terlebih pada sistem pewarisannya. Perubahan-perubahan ini didasari dengan faktor-faktor penyebab yang antara lain adalah dikarenakan perkembangan agaman, pendidikan formal, Tehknologi informasi, yang membuka jalannya kemajuan berfikir dari masyarakat adat itu sendiri. Metodologi penulisan ini menggunakan metode penelitian Yuridis-Sosiologis dan bersifat deskriptif analistis dimana menggambarkan, memaparkan, dan mengungkapkan sistem hukum adat setempat. Penulisan ini didasarkan atas hasil wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan beberapa masyarakat suku Dayak Simpang baik yang tinggal di kota maupun yang ada dikampungnya. Lokasi penelitian umumnya masih di dalam kotamadya Pontianak, tetapi khususnya pada Kabupaten Ketapang, Dusun Banjur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya beberapa keunikan dari sistem Hukum Adat Dayak Simpang, bagaimana sistem hukum itu berlaku ditengah masyarakatnya dan bagaimana hukum adat itu ditaati oleh masyarakat adatnya, serta apa yang yang menjadi penyebab dari perubahan-perubahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat Dayak Simpang dewasa ini. The Inheriting of Dayak Simpang Tule in Ketapang Regency, West Borneo, Sri Rahayu Wahyuni SH., 204 pages, Tesis, Semarang : Magister of Notary Program, Concerned to Traditional Inheriting Law After Degree Program of Diponegoro University In one of rural areas in West Borneo, there was a district namely Ketapang District, which represented a custom environment for the traditional society of Dayak Simpang. / The traditional society of Dayak Simpang had particular characteristics in ( from of structure and system of the prescriptive law: Looking a moment at the from of kinship system would apparently be merely common. However, there was a \ particular uniqueness, where which with the parental system there was an inheriting from aimed at the Female Majority System. i It was like that several daughters of Dayak Simpang tribe were appointed as the primary joint heirs, who has the responsibility to take their families into custody and to take care of all of the families assets, either its had not yet been split or could not be split. The appointed daughter was called Anak Ngiring Abuh. The form of dispute settlement in the inheriting had the similar characteristics with those of the other custom, which was the hope that the dispute could be immediately settle by mean of discussion. As for in the custom of Dayak Simpang, there were specific stages either by kinship system or by custom settlement. A prescriptive law would have a dynamic nature in following the developments of the existing, so as with the prescriptive law Dayak Simpang. The taking place developments tend toward social changes in the traditional society of Dayak Simpang. These changes affected the custom structure notably on the inheriting system. These changes were based on the motivated factors that among other things were religion development, formal education, information technology, which had opened the way to advance thinking of the traditional society itself The Methodology of this study used the research method of Juridical- Sociological and had a descriptive analytical nature, which describe, explained, and revealed the local prescriptive law system. This study was based on the result of the interviews with public figures and society of Dayak Simpang tribe, either they who had been living in cities or they who were living in the villages. The site for the study was Pontianak Municipality in general, Ketapang District, Banjur Village in particular. The result of this study revealed several uniqueness of the prescriptive law system of Dayak Simpang, how the law system had worked in the society, and how 1 the law system had been obeyed by the traditional society, also the reason of the 1 social changes taking place in Dayak Simpang society recently.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 10857 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 1 |
Deposited On: | 18 May 2010 17:58 |
Last Modified: | 18 May 2010 17:58 |
Repository Staff Only: item control page