PEMERIKSAAN SUBSTANTIF PERMOHONAN HAK PATEN DAN KENDALA-KENDALANYA

Bachrum, Wahyu Hermawati (2002) PEMERIKSAAN SUBSTANTIF PERMOHONAN HAK PATEN DAN KENDALA-KENDALANYA. Masters thesis, program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF - Published Version
3767Kb

Abstract

Substantive examination of patent application is done to determine whether proposed invention is agreed or not. The determination of a patent of invention is done by considering : aspect of invention recency, inventive step in invention, invention's application in industry, whether it belongs to invention which can't be entitled to a patent, whether the inventor or those who further get of inventor's right entitle or not for the patent, whether the invention is opposed to general convention of moral or ethics or not. The points above can't be separated from quality of human resources who directly involved, namely apparatus of patent office and inventor. Since the research object of this thesis is patent substantive examination and the obstacle, the study belongs to the Right of Intellectual Property. The method used in this research is empirical juridicial because the research will try to find out how far positive law is in effect toward patent substantive examination. For this reason, the research specification used is analitic descrption which depicts recent regulation involved with law theory and positive law implementation concerning with above problem. The method used is sample determination while the population is Dit. Patent office and the respondent are those who involved in the patent substantive examination. Furthermore, the data required in this research are primary and secondary data which are obtaired by field study and library research. The research result shows that in practise the proposal of patent application takes more than determined time namely more than five years. Therefore, it is possible that the secrery of invention is not guaranted. It is because of human resources factor either their quality or quantity. Based on the research result it can be concluded that substantive examination is done to determine the recency, inventive step and its application in industry. Determining an invention is a unity and consists of benefit in human life. However, there are many obstacles in the implementation because of the complex examination process so that it takes longer time. In addition, the quality of human resources / knowledge about patent substantive examination of the community / inventor and apparatuus of patent office really affect the implementation of the examination. Pemeriksaan substantif perrnohonan hak paten ditakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah invensi yang dimintakan hak paten dapat diberi paten atau tidak dapat diberi paten. Penentuan bahwa suatu invensi yang dimintakan paten dapat diberi atau tidak diberi paten dilakukan dengan mempenimbangkan aspek kebaruan invensi, langkah inventif dalam invensi, dapat atau tidalcnya invensi diterapkan dalam industri, apakah invensi yang bersangk-utan termasuk atau tidak termasuk dalam kelompok invensi yang tidak dapat diberikan paten, apakah inventor atau orang yang menerima lebih lanjut hak inventor berhak atau tidak berhak atas paten bagi invensi tersebut, apakah invensi tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan ketertiban umum moralitas agama serta kesusilaan. Hal-hal tersebut diatas tidak terlepas dengan kualitas aparatur kantor ifiaten dan inventor (para inventor). Oleh karena obyek penelitian teals ini mengenai pemeriksaan substantif halc paten dan kendala-kendalanya. maka bidang kajiannya masuk dalam lingkup studi Hak atas Kekayaan Intelektual. Guna mengetahui hal-hal yang menjadi permasalahan dalam teals ini, maka digunakan metode penelitian yuridis empiris, karena penelitian ini akan berusaha menemukan sejauh main hukum positif yang berlalcu terhadap pemeriksaan substantif paten, untuk itu spesifikasi penelitiannya menggunakan diskriptif analisis yang menggambarkan peraturan pentndang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan tersebut diatas. Sedangkan populasi kegiatan pemeriksaan substantif paten, sampel yang diambil respondennya adatah pihak-pihak yang terlibat dalam pemeriksaan substantif paten tersebut. Selanjutnya data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Setelah melakukan penelitian secara mendalam terhadap permasalahan yang telah dirumuskan, maka dapat diketahui bahwa pengajuan permohonan paten dalam pelaksanaatmya dapat melebihi waktu yang telah ditentukan yaitu bisa mencapai lebih dari 5 tahun barn mendapat paten, sehingga dimungkinkan sekali kerahasiaan terhadap invensi tidak terjamin Hal ini terjadi karena faktor sumber daya manusia baik dad segi kualitas maupun lcuantitasnya. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan substantif dilakukan untuk menentukan kebaruan, langkah inventif, dapat diterapkan dalam industri, untuk menentukan suatu invensi adalah utuh dan bulat serta mengandung manfaat dalam kehidupan manusia. Namun temyata dalam pelaksanaannya-pun timbul kendala-kendala sebagai akibat adanya proses pemeriksaan yang rumit sehingga memakan walctu yang lama ditambah kualitas paten dart masyarakat/inventor clan aparat kantor paten yang sangat `-mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan tersebut.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary
ID Code:10832
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:18 May 2010 12:47
Last Modified:18 May 2010 12:47

Repository Staff Only: item control page