INTERAKSI KELUARGA PADA REMAJA PENDERITA SKIZOFRENIA : TINJAUAN PSIKOKULTURAL JAWA

Purwo Prabowo, Hendy (2007) INTERAKSI KELUARGA PADA REMAJA PENDERITA SKIZOFRENIA : TINJAUAN PSIKOKULTURAL JAWA. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
1138Kb

Abstract

ABSTRAK Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan terpenting bagi seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, peran keluarga sangatlah menentukan proses perkembangan seorang anak. Bagaimanakah pengaruh keluarga terhadap perkembangan Skizofrenia pada remaja? kemudian bagaimanakah interaksi antaranggota keluarga pada remaja yang mengalami Skizofrenia? Tujuan dari penelitian ini adalah memahami tentang interaksi keluarga pada remaja yang mengalami Skizofrenia dan memberikan gambaran tentang pengaruh keluarga terhadap perkembangan Skizofrenia pada remaja di budaya Jawa. Penelitian kualitatif ini menggunakan model pendekatan studi kasus. Kasuskasus dalam penelitian ini, dicari dengan menggunakan teknik sampling purposif. Peneliti melakukan studi awal di RSJD dr. Amino Gondohutomo, Pedurungan, Semarang, untuk mendapatkan kasus Skizofrenia pada remaja. Peneliti mendapatkan tiga subjek kasus yang dianggap sesuai dengan karakteristik penelitian. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa fakta terkait dengan kasus Skizofrenia yang dialami oleh ketiga subjek kasus. Di lingkungan keluarga, ibu kurang berperan secara optimal, sehingga ibu cenderung menjadi bad-enough mother. Selain itu, kedudukan ibu lebih lemah dari pada bapak, sehingga ibu hanya cenderung menurut kepada bapak. Bapak memiliki kedudukan yang paling kuat dan berperan lebih aktif, sehingga bapak menjadi figur sentral dan memegang keputusan keluarga. Pola pengasuhan yang diterapkan cenderung mengekang (kurang memberi toleransi kepada anak) dan sering melakukan tindakan kekerasan. Interaksi keluarga cenderung diliputi oleh communication-gap, karena adanya pertentangan nilai. Konflik antara anak dengan orang tua disebabkan oleh kurang berhasilnya proses pensosialisasian nilai pada anak. Pola interaksi antaranggota keluarga cenderung renggang, dingin, dominatif, dan agresif searah. Di rumah, ketiga subjek kasus banyak mendapatkan serangan agresi dan tuntutan orang tua. Keadaan ini disebabkan oleh posisi mereka sebagai anak pertama. Di Jawa, anak pertama menjadi harapan utama keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus melakukan pensosialisasian nilai secara komunikatif, berkesinambungan, dan konsisten terhadap anak. Selain itu, orang tua harus mengerti kebutuhan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan mengaktualisasikan diri dengan menyalurkan minatnya (melakukan katarsis dan selfregulation). Apabila keadaan ini tercapai, maka akan tercipta perbaikan suasana di lingkungan keluarga, sehingga anak akan merasa nyaman di rumahnya sendiri. Keadaan tersebut sangat mendukung proses pertumbuhan dan ketahanan mental pada diri anak, sehingga munculnya Skizofrenia di lingkungan keluarga dapat dicegah.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions:Faculty of Psychology > Department of Psychology
ID Code:10425
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 May 2010 10:58
Last Modified:10 May 2010 10:58

Repository Staff Only: item control page